Jakarta (ANTARA News) - Seniman Lala Bohang terusik dengan minat membaca di Indonesia yang masih kurang padahal negeri ini menjadi gudang para penulis buku-buku best seller.

Lala Bohang s mencurahkan "unek-uneknya" dengan seni instalasi dari buku dan dia tampilkan di Residency Program Exhibition 2014.

Dia ingin penikmat buku sadar bahwa buku-buku yang terpajang di toko buku tidak membuat pembaca menambah wawasan dan merubah pemikiran.

"Karya ini bukan sesederhana orang yang melihat dan bilang ini mengkritik atau memparodikan. Ini adalah curahan hati saya. Secara pribadi saya kesulitan untuk mencari buku-buku yang menggetarkan, dalam arti setelah saya membaca ada eksperimen baru ataupun pemikiran baru," Ucap Lala Bohang saat di temui ANTARANews di Galeri Nasional, Selasa.

"Menurut fungsi sebenarnya buku adalah untuk menggetarkan dan membuat eksperimen baru untuk pembaca, tetapi saya rasa di Indonesia belum banyak buku-buku yang membangun. Banyak penulis buku-buku bagus tapi tidak dijadikan best seller," tuturnya.

"Saya merasa di Indonesia kurang banyak buku yang membangun . ketika saya datang ke toko buku kita akan disambut dengan best seller tapi tidak banyak buku-buku yang merubah pemikiran kita," kata Lala.

Lala membuat tema "buku" tersebut bukan untuk mengkritik namun ingin memberikan pandangan bagi para penulis-penulis yang seharusnya bisa membuat pandangan bagi para pembaca.

"Sekarang sudah waktunya penulis-penulis lebih berfikir.Saya tidak mengkritisi tapi para penulis harus bisa membuat pandangan-pandangan yang lebih luas untuk para pembaca," katanya.

Lebih lanjut Lala mengatakan "saya tidak ingin karya saya dibilang kritik. Banyak orang mengira ini mengkritik penulis namun karya ini saya buat dengan seakan-akan saya adalah penulis," katanya.

"Walaupun berangkat dari kritik tapi saya membuat sendiri ide tersebut . Ini saya buat hanya fiktif dan seakan-akan saya penulis. Tapi fenomena buku tersebut nyata terjadi," kata Lala.

Dalam pamerannya Lala "menempatkan" diri sebagai penulis yang membuat 50 judul buku yang laku dipasaran.

Lala menampilkan 50 buku yang pernah ada dijajaran buku terlaku di toko buku yang telah dikreasikan dengan wajah dan judul dengan sesuai dengan pemikirannya .

Salah satu karya Lala Bohang yang dipamerkan di Galery Nasional yaitu judul buku "Seratus Ribu Rupiah - 365 hari seratus ribu rupiah mimpi muluk" dengan judul asli di pasaran yaitu Sejuta Dolar -365 hari sejuta impian sejuta harapan" dan "Sayat-Sayat cinta (Sebuah novel yang dijamin menyayat jiwa).

Tema "buku" yang diciptakan Lala Bohang tidak hanya sekedar apa yang saat itu ditampilkan. Dia juga akan mengembangkan konsep-konsep buku selanjutnya.

Dalam pameran yang digelar di Galery Nasional , Lala juga memerkan dua karya.

Satu karyanya adalah "The Book of question"  berisi pertanyaan yang bisa mempengaruhi pemikiran pembaca.

"Saya membuat buku "The Book of question" terinspirasi dengan sebuah buku "The Book of answer". Buku itu hanya berisi dengan "Yes-No" yang bisa merubah psikologis pembaca," katanya.

Lala menulis 500 pertanyaan dan membuat pembaca lebih berfikir di dalam diri pembaca dan pertanyaan-pertanyaan tersebut jarang dilontarkan dalam keseharian.

"Saya membuat 500 pertanyaan dan pertanyaan tersebut jarang dilontarkan dalam keseharian kita," tutupnya

"The book of question" yang diciptakan Lala  terinspirasi dari  ke-50 buku yang diparodikannya tersebut.

Buku The book of question berisi tentang  pertanyaan-pertanyaan filosofis yang membuat kita harus membacanya berulang kali untuk mengerti pertanyaan apa yang ditulis Lala dalam bukunya.

Dia terpilih menjadi salah satu seniman di Galery Nasional.

Lala memperkenalkan karya pertamanya di ajang "Fashionable expression is art" yang digelar di salah satu mall di Jakarta dan dia juga berrofesi sebagai "Product Stylist" majalah dekorasi terkemuka.

Lebih lanjut, Lala juga pernah menciptakan tokoh dalam coretan gambarnya dengan nama tokoh "Gendis" yang  dipamerkan di Jogja.

Lala berangkat dari seni menggambar namun  dalam pameran kali ini ia "melenceng" dengan karya seni yang memposisikan seorang "penulis buku".

Pewarta: Intan Umbari
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014