Baghdad (ANTARA News) - Negara-negara Arab Selasa mendukung usaha-usaha Amerika Serikat membentuk koalisi besar melawan para militan di Irak dan Suriah sementara Menteri Luar Negeri John Kerry terbang menuju kawasan tersebut untuk memperkuat dukungan mereka.

Arab Saudi sebagai negara besar di kawasan akan menjadi tuan rumah pembicaraan Kamis antara Kerry dan para menteri dari 10 negara Arab dan Turki mengenai aksi bersama melawan kelompok Negara Islam (IS).

Langkah-langkah tersebut terjadi setelah Inggris mengumumkan negara itu mengapalkan bantuan senjata senilai 2,6 juta euro untuk pasukan Kurdi yang bertempur melawan para militan di Irak.

Kerry dijadwalkan tiba di kawasan itu Rabu dan kedatangannya terjadi bersamaan dengan sambutan baik Washington atas pembentukan satu pemerintahan baru di Baghdad.

Hal itu juga bersamaan dengan pidato Presiden AS Barack Obama yang sudah lama dinanti-nantikan. Dalam pidato itu Obama telah berjanji akan menetapkan strategi mengalahkan para militan yang gelombang kekejamannya telah mengagetkan dunia.

Kampanye Irak untuk merebut kembali wilayahnya di bagian utara dan barat Baghdad yang jatuh ke tangan dan usaha-usaha melibatkan pemerintah-pemerintah di kawasan tersebut menjadi rumit akibat politik sektarian regional.

Arab Saudi dan lima negara Arab lainnya di Teluk telah memutuskan hubungan dengan pemerintah pimpinan Syiah di Baghdad, yang masing-masing pihak menyalahkan yang lainnya karena membuat kelompok militan itu mengalami kemajuan.

Tetapi para menteri mereka akan termasuk di antara mereka yang menghadiri pembicaraan Kamis di Jeddah, Arab saudi, bersama dengan para diplomat tinggi dari Mesir, Yordania, Libanon, Turki dan Irak sendiri.

Mereka akan membahas dan mencari solusi atas masalah terorisme di kawasan, organisasi ektrimis di baliknya dan cara memerangi mereka, demikian media Arab Saudi.

Menjelang kunjungannya, Kerry bertekad membangun "koalisi besar yang mencakup para mitra di seluruh duni untuk menghadapi, dan mengalahkan (IS).

"Hampir tiap negara punya peran untuk menghapus ancaman (IS) dan kejahatan yang dilakukannya," kata dia.

Pemerintah Suriah -- yang menghadapi pergolakan selama tiga setengah tahun dan sekutu regionalnya Iran akan absen dari pertemuan di Jeddah, demikian AFP.

(M016)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014