Jakarta (ANTARA News) - Direktur Perdagangan Investasi dan Kerja sama Ekonomi Internasional Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Amalia Adininggar Widyasanti memaparkan sejumlah rekomendasi jangka panjang untuk menurunkan biaya logistik yang dinilai tidak efisien.

"Strategi pertama yaitu mengembangkan dan memperbaiki infrastruktur terutama kondisi jalan dan manajemen pelabuhan," kata Amalia dalam seminar nasional bertajuk "Pembenahan Sistem Logistik Nasional" di Wisma Antara, Jakarta, Rabu.

Kemudian, lanjut dia, penegakan hukum terutama menyangkut biaya informal serta meminimalisir kebijakan yang berkontribusi terhadap biaya ekonomi tinggi termasuk biaya input logistik.

Ia mengatakan daya saing infrastrukur saat ini masih rendah yang tercermin dari kondisi jalan yang buruk, terutama di daerah. Kondisi jalan menjadi berbahaya ditambah tingginya tingkat kemacetan.

Amalia juga menjelaskan untuk kinerja pelabuhan juga belum optimal dan dapat dilihat dari rendahnya waktu bongkar muat yang rata-rata membutuhkan waktu selama delapan hari seperti di pelabuhan Tanjung Priok.

"Waktu bongkar muat di sini lebih lama dibanding di pelabuhan di Thailand yaitu lima hari dan di Singapura satu sampai dua hari," katanya.

Menurut dia, berdasarkan temuan dari studi yang dilakukan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) pada 2005 terkait inefisiensi logistik dalam industri ekspor menyatakan biaya logistik keluar sebesar 4,04 persen itu hampir separuh dari biaya logistik masuk yaitu sebesar 7,22 persen.

Pewarta: Sigid Kurniawan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014