Jakarta (ANTARA News) - Konsep Kampung Susun Manusiawi Bukit Duri menurut rencana dirancang terdiri lima lantai, tidak berdempet rapat sehingga menyisakan ruang antar bangunan agar mempertahankan suasana kampung dan interaksi sosial warga, kata Ketua Sanggar Ciliwung Merdeka Sadyawan Sumardi.

"Kami mengharapkan pembangunan kampung susun manusiawi ini tidak melepas hubungan sosial antar warga karena selama ini rumah susun di Indonesia masih memiliki prinsip seperti kandang burung merpati," kata Sadyawan Sumardi di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan rencana Pemprov DKI mendirikan kampung yang didiami warga bantaran kali nantinya agar lebih mementingkan interaksi antar warga karena daya tampung sosialnya tinggi .

"Masih kenal tetangga, bisa titip anak dan peduli dengan sesama ini yang kelihatannta menjadi konsep Pemprov DKI yang akan diterapkan dan dipertahankan di kampung susun," katanya.

Ia mengungkapkan akses warga terhadap rumah susun nantinya harus diberikan secara penuh agar bisa mengelola sendiri dan membangun rasa memiliki terhadap lingkungan tempat tinggal.

"Kalau mau bantu jangan modal uang, barang tapi beri akses dalam mengelola tempat tinggal warga dan beri prioritas," katanya.

Ia mengaku belum ada penjelasan secara resmi dan tertulis dari Pemerintah Daerah mengenai rencana terhadap warga yang tinggal di bantaran kali dan status tanah yang sudah ditempati puluhan tahun.

"Saya juga mengalami ketidakpastian karena belum pernah ada penjelasan resmi dan tertulis dari Pemerintah Daerah rencana normalisasi Ciliwung dan ganti ruginya terhadap warga," ungkapnya.

(SDP-79/Z003)

Pewarta: M Agung Rajasa
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014