Tripoli (ANTARA News) - Libya pada Rabu mengatakan pihaknya memperkirakan produksi minyaknya akan mencapai 1,5 juta barel per hari pada akhir tahun, karena produksinya meningkat empat kali lipat sejak awal musim panas meskipun kekacauan sedang berlangsung di negara itu.

"Kami akan terus maju," kata juru bicara National Oil Co. Mohamed al-Hrari.

Dia mengatakan produksinya telah mencapai 810.000 barel per hari pada Rabu, dibandingkan dengan 550.000 pada akhir Agustus dan 200.000 pada awal musim panas.

Target berikutnya adalah satu juta barel per hari pada akhir September.

Ekonomi Libya terpukul berat setelah pemberontak memblokade terminal ekspor pada Juli 2013, memaksa penurunan produksi dan memangkas semua pendapatan penting minyak.

Perebutan empat terminal dalam upaya mengejar dipulihkannya kembali hak otonomi untuk wilayah Cyrenaica timur telah memangkas produksinya dari 1,5 juta barel per hari menjadi hanya 200.000 barel.

Berdasarkan kesepakatan dengan pemerintah, para pemberontak kembali mengendalikan dua terminal pada April dan dua sisanya pada Juli.

Sejak itu, produksi dan ekspor melonjak, meskipun kerusuhan menggoyang negara yang belum pernah meraih kembali stabilitas setelah penggulingan diktator yang lama berkuasa Moamer Kadhafi pada 2011.

Pemerintah yang diakui secara internasional, sekarang beroperasi dari kota timur Tobruk, telah kehilangan kendali atas ibukota Tripoli dan kota kedua Benghazi ke para milisi. Di antara yang terakhir adalah kelompok Islamis yang menolak hasil pemilihan mereka yang kalah pada Juni dan telah membentuk pemerintahan tandingan.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014