Pemerintah tidak akan mengalah dalam usaha-usahanya untuk menghancurkan para anggota ISIS di manapun mereka berada
Baghdad (ANTARA News) - Perdana menteri baru Irak Haidar al-Abadi Sabtu memerintahkan penghentian serangan ke sejumlah wilayah sipil dalam upaya meminimalkan korban di pihak sipil.

"Saya telah memerintahkan Angkatan Udara Irak menghentikan penembakan ke daerah-daerah sipil, kendati pun kota-kota itu dikuasai ISIS," katanya menggunakan akronim lama negara Islam (IS).

Berbicara dalam satu konferensi untuk membantu ratusan ribu warga Irak yang mengungsi akibat aksi kekerasan, ia menambahkan, "Pemerintah tidak akan mengalah dalam usaha-usahanya untuk menghancurkan para anggota ISIS di manapun mereka berada."

Orang yang digantikannya Nuri al-Maliki telah dikritik karena mengijinkan serangan-serangan udara ke daerah-daerah yang padat penduduk sebagai bagian dari operasi-operasi untuk menghalau IS dari daerah-daerah yang mereka rebut.

Pada akhir Juli, kelompok hak asasi manusia Human Rights Watch (HRW) memperingatkan bahwa serangan-serangan udara pemerintah "menimbulkan korban jiwa penduduk sipil".

HRW juga mendesak pemerintah berhenti menggunakan "bom-bom barrel",bom-bom rakitan atau bahan peledak yag harganya jauh lebih murah ketimbang senjata-senjata konvensional yang tidak akurat.

Utusan penting PBB di Irak, Nickoay Mladedenov menyambut baik pengumuman Abadi Sabtu itu.

"Irak sedang menghadapi malapetaka kemanusiaan akibat para pengungsi yang meningkat jumlahnya, yang hsrus diselesaikan sesuai dengan hak-hak asasi manusia warga," katanya.

Salah satu dari partai-partai Sunni Irak, Muthaidoon juga menyambut baik tindakan Abadi, dengan mengatakan bahwa langkah itu akan membantu penduduk di daerah-daerah Sunni melawan IS.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014