Listrik dari PLN belum ada, dan kami harus membeli dari tangki swasta dengan harga Rp170 ribu
Gunung Kidul (ANTARA News) - Transmigran lokal yang bermukim di Pantai Gesing, Desa Girikarto, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, benar-benar membutuhkan suplai listrik dan air bersih.

Salah seorang transmigran, Supardiyono di Gunung Kidul, Minggu, mengatakan pemerintah belum memberikan fasilitas listrik dan jaringan air bersih.

"Listrik dari PLN belum ada, dan kami harus membeli dari tangki swasta dengan harga Rp170 ribu," kata Supardiyono.

Dia bersama keluarganya tinggal di Gesing sudah sejak 11 tahun yang lalu, sampai saat ini belum menikmati listrik yang disediakan oleh PLN.

"Listrik di sini belum ada, kami masih menggunakan senthir (alat penerangan tradisional), sebagian menggunakan listrik tenaga matahari," katanya.

Ia mengatakan pengolahan hasil laut yang diajarkan oleh pemerintah dan LSM terkendala akibat belum ada suplai listrik.

"Pelatihan sudah sering dilakukan, namun jika tidak ada listrik dan air bersih menyulitkan kami untuk mengolah hasil laut," katanya.

Untuk menanggulangi kesulitan air bersih, pemerintah sudah membangun jaringan pipa sejak tiga bulan lalu, hanya saja belum teraliri air sampai sekarang.

"Sudah dibangun tetapi airnya belum mengalir, tidak tahu, mungkin karena belum semuanya terpasang atau rusak," kata dia.

Transmigran lainnya, Mingin mengatakan kondisi jalan sudah banyak yang mengalami kerusakan. Selain itu, sebagian dari 25 rumah yang dibangun Pemda DIY pada 2001 ternyata sudah rusak.

"Pada 2006 beberapa rumah warga renovasi bagian dinding, namun karena terkikis air laut menjadi rusak," kata Mingin.

Dia mengatakan sebagian besar warga transmigrasi juga berprofesi sebagai nelayan dan petani  di lahan sekitar pantai.

Sementara itu, salah seorang relawan Jejaring Masyarakat Mandiri (Jerami) Rino Caroko mengatakan sudah beberapa tahun terakhir melakukan pendampingan terhadap masyarakat transmigrasi lokal, karena itu ia berharap pemerintah menyediakan aliran listrik, dan air bersih.

"Meski sebagian sudah ada jaringan tenaga surya tetapi belum efektif," kata Rino.

"Masyarakat disana sudah mendapatkan pelatihan pengolahan hasil laut tetapi tidak bisa mengaplikasikan karena tidak adanya listrik," katanya.

Pewarta: Sutarmi
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014