Upaya-upaya penegakan `soft power` yang telah dikoordinir Menteri Agama akan terus dilakukan oleh tokoh-tokoh agama dan pimpinan umat untuk bersama-sama memberikan penceraha agat tidak mudah terpengaruh kegiatan-kegiatan di ISIS,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia selain bertindak tegas kepada mereka yang merusak kerukunan juga akan terus memberikan pencerahan kepada masyarakat terkait bahayanya gerakan Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).

"Upaya-upaya penegakan soft power yang telah dikoordinir Menteri Agama akan terus dilakukan oleh tokoh-tokoh agama dan pimpinan umat untuk bersama-sama memberikan penceraha agat tidak mudah terpengaruh kegiatan-kegiatan di ISIS," kata Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dalam jumpa pers di Kantor Presiden, Jakarta, Minggu.

Menkopolhukam menegaskan, Presiden Susilo Bambang yudhoyono juga telah memberikan instruksi bahwa pemerintah akan bertindak sangat tegas terhadap tindakan-tindakan terorisme dan radikalisme.

Selain itu, lanjutnya, Presiden juga menginstruksikan untuk bertindak tegas kepada pihak-pihak baik yang merusak sendi kerukunan maupun yang bertentangan dengan Pancasila sebagai falsafah hidup masyarakat Indonesia.

Sebelumnya, Pemerintah RI menginginginkan persoalan ISIS dapat diselesaikan secara tuntas dan berjangka panjang.

"Cara-cara yang hanya menggunakan upaya kekerasan tidak akan langgeng dan berpotensi menciptakan masalah baru," kata Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (11/9).

Indonesia, ujar dia, selalu mengambil sikap dalam memecahkan masalah persoalan radikalisme seperti ISIS juga mesti melihat akar masalah seperti munculnya sikap-sikap intoleransi.

Sementara itu, Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Luar Negeri Teuku Faizasyah mengatakan, penanganan masalah ISIS memerlukan rencana jangka panjang dan tidak bisa hanya secara militeristik.

Untuk itu, menurut dia, diperlukan kejelasan "platform" atau landasan yang dapat digunakan dalam kerja sama internasional guna mengatasi ISIS.(*)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014