Kudus (ANTARA News) - Keberadaan sentra kuliner khas Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, yang berada di depan pusat perbelanjaan Plasa Kudus dinilai mampu mendorong meningkatnya geliat ekonomi kerakyatan.

Bupati Kudus, Musthofa, di Kudus, Jumat malam, mengatakan pedagang kaki lima (PKL) merupakan soko guru ekonomi kerakyatan.

Untuk itu, kata dia, sudah selayaknya mereka mendapatkan tempat dan fasilitas untuk berdagang yang lebih baik.

Hal itu, juga sejalan dengan visi dan misi yang telah dicanangkan oleh kepemimpinan Musthofa.

"Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) termasuk PKL di dalamnya harus diberdayakan. Bangkitnya usaha kecil ini akan memperkuat pilar ekonomi secara lebih luas," ujarnya.

Hal itu, kata dia, benar-benar bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat, terutama dalam hal peningkatan kesejahteraan.

"Jika di daerah lain PKL dipinggirkan, di Kudus tentu tidak. Justru merekalah kekuatan ekonomi sebenarnya yang harus diberdayakan," ujarnya.

Ia berharap, PKL tetap taat pada aturan agar tidak mengganggu ketertiban dan tetap menjaga kebersihan.

Aturan tersebut, antara lain mematuhi area yang diperbolehkan untuk berjualan termasuk waktu-waktu yang telah ditentukan.

Terkait dengan kebersihan sejauh ini mereka mulai sadar karena telah menjaga tempat usahanya kembali bersih usai berdagang.

Secara khusus orang nomor satu di Kudus tersebut juga menyebut bahwa Kudus surganya PKL.

Sejak periode pertama kepemimpinannya, dia menaruh perhatian lebih di bidang ekonomi kerakyatan karena memang cita-citanya membawa masyarakat Kudus yang semakin sejahtera.

Bupati Kudus Musthofa juga menyempatkan diri mengunjungi sentra kuliner khas Kudus pada Kamis (11/9) malam yang kebetulan masing-masing tenda pedagang dipenuhi pembeli.

Setiap pengunjung bisa memilih aneka masakan, mulai dari nasi bakar, bakso, soto, garang asem, lentog, aneka gorengan, serta menu lainnya.

Pusat kuliner yang berada di Jalan Agil Kusumadya Kudus tersebut, juga enak dijadikan tempat nongkrong karena pembeli bisa menikmati makanan sambil lesehan.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014