Makkah (ANTARA News) - Rangkaian ibadah haji cukup melelahkan apalagi bagi yang berusia lanjut. Dalam melaksanakan umroh di Masjidil Haram jamaah haji antara lain harus mengelilingi Kabah sebanyak tujuh kai dan sai (berjalan diiringi lari kecil) antar Bukit Safa dan Marwah juga sebanyak tujuh kali.

Praktik umroh ini bisa memakan waktu satu hingga dua jam sehingga cukup melelahkan bagi jamaah berusia tua atau yang mempunyai masalah kesehatan. Oleh sebab itu jasa pendorong kursi roda cukup dibutuhkan oleh mereka yang tidak mampu mengikuti proses tersebut secara mandiri.

Tidak sulit menemui jasa pendorong kursi roda. Mereka bisa ditemui di berbagai tempat. Mereka bisa ditemui di pelataran Masjidil Haram, tempat sai bahkan dekat terminal bus.

Namun perlu diperhatikan, upayakan agar jamaah menyewa petugas resmi yang menggunakan rompi berwarna hijau. Merekapun dilengkapi dengan kartu identitas. Hal ini agar biaya yang dikenakan standar dan tidak mencekik leher.

Ketika ditanya identitasnya, seorang penjual jasa pendorong kursi roda yang mengaku bernama Ali, tidak segan-segan menunjukkannya. Ketika ditanya biaya untuk menyewa jasanya, Ali mengatakan dalam bahasa Indonesia, "Seratus lima puluh (150 riyal)." Saat ini kurs satu riyal sekitar Rp3.150.

Ali mengatakan biaya tersebut sudah termasuk tawaf dan sai. "Komplit," katanya.

Namun demikian, seorang petugas haji mengatakan harga yang ditawarkan sekitar 150-200 riyal. Jamaah juga bisa tidak usah mengambil dua paket tersebut, misalnya hanya sai saja. Untuk biaya sai saja, mereka menawarkan harga 75 riyal.

Jamaah juga tidak perlu khawatir ditarik-tarik atau dipaksa menyewa jasa mereka. Mereka umumnya hanya duduk di kursi roda tersebut sambil menunggu pelanggan. Jika ada jamaah yang menyewa baru mereka menjawab dan tidak terjadi rebutan di antara mereka.

Selain petugas resmi ada pula yang tidak resmi bahkan dilakukan oleh warga Indonesia yang tinggal di Arab Saudi. Bahkan mereka bersedia untuk mengambil jamaah sejak dari penginapan.

"Mereka langsung datang, dan menawarkan 250 riyal untuk jasa mendorong kursi roda, dimulai dari pemondokan, thawwaf, sai, dan kembali ke pemondokan," kata Sabar Prayitno, salah satu petugas sektor khusus Masjidil Haram.

Untuk hal ini, jamaah perlu menanyakan harga sebelum menggunakan jasanya karena ada pula cerita bahwa mereka mengenakan ongkos yang mencekik leher.

Namun bisa saja jamaah lebih nyaman menggunakan jasa warga Indonesia tersebut karena mungkin satu daerah. "Ada jamaah yang mau membayar lebih mahal karena merasa satu daerah, padahal juga ditawarkan petugas resmi yang lebih murah. Yang penting jangan ada pemerasan," kata Kepala Sektor Khusus Masjidil Haram, Muhammad Hasan.

Ingin lebih murah lagi, bisa saja jamaah membawa kursi roda dari Indonesia. Ini yang dilakukan oleh Indra Junaedi yang berangkat bersama istri dan ayahnya yang sudah lanjut usia.

Indra mengatakan ia sengaja membawa kursi roda untuk ayahnya sejak dari Indonesia, antara lain karena pernah mendengar adanya jasa kursi roda liar yang mencekik leher.

Indra mengatakan ia tidak menemui masalah di pesawat saat membawa kursi roda tersebut. Dengan membawa kursi roda, ia juga lebih mudah membahwa ayahnya jika ingin keluar hotel. (*)

Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014