Balikpapan (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman bukanlah sekedar bandar udara, namun merupakan pusat pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur.

"Ini bukan hanya bandar udara, its not only airport, tetapi ini adalah centre of growth of economy, of services (pusat pertumbuhan ekonomi, pusat pelayanan) yang ada di tempat ini," kata Presiden saat memberikan sambutan peresmian sejumlah proyek MP3EI di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Senin.

Bandara Sepinggan merupakan salah satu proyek MP3EI yang diresmikan oleh Presiden Yudhoyono saat itu. Perluasan bandara yang menelan biaya sekitar Rp2,1 triliun untuk pembangunan terminal dan sejumlah fasilitas lainnya tersebut telah beroperasi sejak Maret 2014.

Presiden Yudhoyono mengatakan, dalam perekonomian yang terus berkembang, tranportasi menjadi sarana penting. Infrastruktur transportasi yang baik akan menjadikan sebuah daerah dapat berlari dalam membangun.

Pada kesempatan itu, Presiden juga memuji pembangunan bandara tersebut. Arsitektur yang terkesan futuristik dengan memperlihatkan besi-besi penyangga bercat putih dan kaca-kaca besar yang mampu menjangkau pemandangan jalur pesawat, membuat sinar matahari memenuhi ruangan dan menjadikannya lebih hemat energi.

"Disamping megah dan indah, saya senang dengan kreativitas dan inovasi yang ditunjukkan putra-putri terbaik bangsa, kelihatan menjangkau ke depan, futuristik, kemudian ramah lingkungan, kita senang, dan yang cerdas disatukannya bandar udara ini, terminal-terminalnya dengan pusat yang lain, dan ini bukan hanya bandar udara," kata Presiden.

Presiden pun sempat meninjau ruangan terminal yang ditambah 110.000 meter persegi dan diperkirakan mampu menampung hingga 10 juta penumpang.

Dalam bandara yang terdiri atas empat lantai, selain tempat makan, juga dilengkapi dengan tempat belanja. Tak lupa juga area anak-anak dan bahkan disediakan juga 12 stroller untuk anak.

Nama Bandara Internasional Sepinggan Sultan Aji Muhammad Sulaiman tersebut diambil dari nama Sultan Kutai Kartanegara ke-18 yang memerintah dari tahun 1845 sampai 1899.

Pewarta: Muhammad Arief Iskandar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014