Jakarta (ANTARA News) - Indonesia harus meningkatkan dan mengembangkan daya saing kompetitif dalam upaya menghadapi berlangsungnya Masyarakat Ekonomi Asia Tenggara (MEA), demikian Ketua Perhimpunan Alumni Jerman (PAJ) Ilham Akbar Habibie.

Menurut Ilham daya saing terbagi menjadi dua jenis yakni komparatif dan kompetitif.

"Daya saing komparatif itu soal punya atau tidak, seperti produksi batubara. Sementara daya saing kompetitif itu lebih bersifat ke hal-hal yang bisa ditingkatkan seperti kualitas sumber daya manusia (SDM)," kata Ilham disela Seminar Pengembangan SDM Berbasis Kebajikan: Diskusi Komparatif Indonesia-Jerman di Jakarta, Senin.

Ilham menuturkan bahwa keberadaan daya saing komparatif tidak akan mengubah banyak hal dalam sebuah masyarakat ekonomi terbuka multilateral.

Untuk itu, pemerintahan baru, yang akan menapaki masa jabatannya setelah pelantikan Presiden Terpilih Joko Widodo pada 20 Oktober 2014 nanti, disarankan untuk memfokuskan perhatian pada peningkatan daya saing kompetitif.

Dari sekian banyak langkah memaksimalkan daya saing, Ilham menuturkan infrastruktur dan pendidikan perlu mendapat porsi utama.

"Terutama karena kita tahu sendiri kondisi infrastruktur Indonesia seperti apa, masih banyak kekurangan.

"Sementara untuk pendidikan, bukan sekadar pendidikan, tetapi harus bisa menghasilkan SDM yang menjawab kebutuhan pasar, mengingat pasar tenaga kerja juga akan turut terbuka bersamaan dengan MEA," katanya.

Hal tersebut sejalan dengan tujuan berlangsungnya Seminar Pengembangan SDM Berbasis Kebajikan itu, yakni mengubah perilaku dan landasan berpikir secara mendasar dengan berbasiskan pada nilai-nilai kebajikan universal yang mampu membangun manusia unggul seperti keberanian, keadilan, kemanusiaan, pengendalian diri, transenden, keinginan melampaui batas serta kebijaksanaan.

PAJ berkesempatan untuk membagikan pengalaman yang sempat mereka dapat selama mengenyam pendidikan di Jerman, terkait kebijakan pemerintah dan peran aktif masyarakat dalam meningkatkan daya saing berbasis kebajikan.

Sementara itu, Wakil Direktur Utama Bank BNI Felia Salim menyebutkan bahwa terkait dengan daya saing SDM, dunia keuangan Indonesia harus berperan aktif dalam meningkatkan sertifikasi profesional tingkat regional dan global.

"Di Indonesia, dunia perbankan beberapa tahun terakhir sudah memikirkan sertifikasi regional dan global. Sebab sertifikasi profesional Indonesia saat ini urutannya masih kesekian, berada di bawah Malaysia dan Singapura bahkan Filipina," katanya.

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014