Keliru lagi logikanya."
Jakarta (ANTARA News) - Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) masih belum mengungkap jawaban atas teka-teki alokasi menteri untuk kabinetnya nanti, walau telah menentukan alokasi kursi bagi partai-partai pendukungnya.

"Sudah ada kalkulasinya, tapi tidak bisa saya sampaikan," ujar Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta di Balaikota, Selasa.

Senin (15/9), mantan Wali Kota Surakarta, Jawa Tengah, tersebut mengungkapkan bahwa sebanyak 16 menteri dari struktur kabinetnya akan diisi kalangan partai politik.

Pembagian kursi tersebut, menurut Jokowi, didasarkan pada logika perolehan suara pada pemilihan legislatif yang lalu.

Ia pun mencontohkan, tidak mungkin memberikan jatah satu kursi ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, sementara untuk Partai Nasdem sepuluh kursi

"Ini sama saja seperti partai pemenang tidak jadi ketua dewan. Keliru lagi logikanya," kata Jokowi.

Ketika dikonfirmasi pers mengenai jatah menteri yang disebut memiliki formasi 5-3-3-2-1-2, yakni 5 kursi untuk PDIP, 3 kursi untuk Nasdem, 3 kursi untuk PKB, 2 kursi untuk Hanura, 1 kursi untuk PKPI, dan 2 kursi untuk partai dari koalisi Merah Putih, maka ia membantahnya.

"Itu hitungan dari mana? Ya, nanti kalau sudah keluar kan kamu baru ngerti," katanya kepada pers.

Jokowi sempat menyatakan, ada partai yang memberi satu bundel nama para calon menteri.

Oleh karena itu, ia mengatakan, dirinya menyilakan semua partai pendukung mengusulkan nama calon menteri masing-masing. Namun, ia menimpali, pada akhirnya dia pula yang menentukan apakah usulan nama tersebut diterima atau tidak.

"Saya sampaikan apa adanya, ada yang berikan nama satu buku," demikian Jokowi. (*)

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014