Makkah (ANTARA News) - Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umroh Abdul Djamil mengunjungi pemondokan jamaah haji di Madinah yang berada di luar markaziyah atau melebihi 650 meter dari Masjid Nabawi, untuk mendengar keluhan jamaah.

‎Dua pemondokan yang dikunjungi Abdul Djamil pada Rabu adalah‎ Mabrusah 2 dan Qosor Adil. Selain jaraknya jauh, fasilitas penginapan juga tidak sebaik seperti yang berada di dalam markaziyah, seperti satu kamar diisi 6 jamaah haji dengan kasur seadanya.

Seperti diketahui, sembilan dari sepuluh penyedia akomodasi jemaah haji Indonesia di Madinah, yang disebut majmuah, telah melanggar kontrak yang disepakati dengan pemerintah.

Majmuah menempatkan jamaah haji Indonesia di luar kawasan yang disepakati. Sekitar 17.000 anggota jemaah haji ditempatkan di luar markaziah. Padahal tujuan jamaah ditempatkan di Madinah adalah untuk melakukan sunah arbain atau sholat lima kali sehari selama delapan hari, sehinggan jika jaraknya jauh maka akan menyulitkan.

Menurut Media Center Haji, turut pula dalam kunjungan itu Ketua Panita Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Ahmad Jauhari, Konjen RI di Jeddah Darmakirty Syaliendra, Kadaker Madinah Nasrullah Djasam, dan Direktur Penyelenggaraan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis.‎

Pemilik atau pengelola majmuah yang bertanggungjawab dan menempatkan jamaah haji di pemondokan ini juga diajak untuk ikut memikirkan solusi atas keluhan jamaah haji.

Para jamaah antara lain mengeluhkan kamar yang apek, pendingan ruangan, kamar yang penuh, makanan sering terlambat, air tidak lancar, dan tentu jarak yang cukup jauh dari Masjid Nabawi.

Dirjen Haji menjelaskan ada kesalahan para majmuah yang ingkar janji dan menempatkan jamaah haji di luar Markaziyah.

‎Para majmuah yang nakal bakal mendapat sanksi seperti adalah pemotongan pembayaran. "Kita akan menyelesaikan dengan majmuah terkait konsekuensi pelanggaran kontrak," katanya.

Untuk sementara para majmuah menyediakan bus gratis bagi jamaah haji untuk pergi dan pulang dari Masjid Nabawi. Dirjen haji berpesan agar angkutan itu ditambah dan diprioritaskan untuk jamaah haji risiko tinggi dan lanjut usia.

Pada kesempatan itu Dirjen meminta maaf kepada para jamaah haji Indonesia walaupun hal itu merupakan kesalahan majumuah.

Selain memantau pemondokan jamaah haji, Abdul Djamil juga akan memantau langsung penyediakan katering jamaah haji. Karena banyak juga keluhan jamaah haji soal katering.

Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014