Edinburgh (ANTARA News) - Anggota gerakan pemisahan diri dari seluruh dunia berkumpul di Skotlandia untuk penentuan pendapat bersejarah bagi kemerdekaan pada Kamis, menyatakan hak mereka untuk menentukan nasib sendiri.

"Kami bertekad pada diri sendiri sepenuhnya dengan asas penentuan nasib sendiri dan mengakui hak bangsa tanpa negara untuk memutuskan masa depan mereka," kata gerakan pemisahan diri Eropa 29 dalam pernyataan bersama, yang ditandatangani di Edinburgh.

Penandatangannya termasuk gerakan pemisahan diri Katalan, yang ingin berpisah dari Spanyol, dan partai nasionalis pulau Korsika, yang memperjuangkan kemerdekaan dari Prancis.

Anggota utama Parti Quebecois (PQ), yang menginginkan wilayah berbahasa Prancis di Kanada memisahkan diri, mengatakan berharap Skotlandia merdeka, bukan menolaknya, seperti yang terjadi dalam penentuan pendapat Quebec pada 1995.

"Ini tentang hak menentukan nasib sendiri," kata pemimpin PQ Daniel Turp, "Rakyat Skotlandia, pilihlah Ya, bagimu, juga bagi kami."

Jutaan warga Skotlandia memberikan suara dalam penentuan pendapat itu, tempat mereka diminta memberi suara "Ya" atau "Tidak" untuk mengakhiri persekutuan 307 tahun dengan Inggris dan jumlah pemilih diperkirakan memecahkan rekor.

Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy pada Rabu memperingatkan penolakan terhadap penentuan pendapat seperti itu, dengan menyatakannya seperti "torpedo" bagi penyatuan Eropa.

Pemerintah daerah Katalunya merencanakan pemungutan suara bagi kemerdekaan dari Madrid pada November.

Juru kampanye kemerdekaan Katalan dan anggota Parlemen Eropa Josep Maria Terricabras menyatakan sudah waktunya Katalunya berpisah dengan Spanyol dan mendukung penentuan pendapat Skotlandia.

"Itu pesta demokrasi," kata Terricabras, "Apakah itu harus takut? Jika Eropa takut, saya tidak suka Eropa ini."

Skotlandia menolok kemerdekaan dan mempertahankan Kerajaan Inggris tetap utuh, tapi membuka pintu bagi otonomi lebih luas setelah kehadiran besar pemilih, kata hasil sementara pada Jumat.

Jumlah yang tidak mendukung kemerdekaan 55,42 persen, sedangkan yang mendukung 44,58 persen dengan suara 31 dari 32 daerah telah dihitung.

Penentang kemerdekaan di seluruh Skotlandia bersukaria ketika hasil itu diumumkan, sementara pegiat pendukung kemerdekaan kecewa dan sedih.

Hasil itu membuyarkan harapan ratusan ribu warga Skotlandia, yang memberikan suara mendukung pemisahan dalam pemungutan suara, yang memicu perbantahan hangat dalam pemerintah Ingris.
(B002/RN)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014