Makkah (ANTARA News) - Dua orang jamaah haji Indonesia yang menyewa jasa pendorong kursi roda tidak resmi di Masjidil Haram, Makkah, Jumat, ditinggal pergi sehingga kebingungan untuk kembali ke penginapannya.

"Mereka bayar sebesar 200 riyal (sekitar Rp650 ribu)," kata Kepala Seksi Perlindungan Jamaah Haji, Jaetul Muchlis, di Makkah, Jumat.

Muclis mengatakan penyedia jasa tersebut adalah warga Indonesia yang sudah tinggal di Arab Saudi, sehingga jamaah merasa lebih aman apalagi sebelumnya juga pernah menggunakan tenaga mereka untuk melakukan umroh.

Kali ini, kedua jamaah berniat melakukan sholat Jumat di Masjidil Haram. Mereka diambil oleh penyedia jasa sejak dari hotel dengan perjanjian juga akan dikembalikan ke hotel. Dari hotel mereka menggunakan taksi. Uang telah diberikan di depan dan kursi roda yang digunakan adalah kursi milik kelompok terbang (kloter)

Sebenarnya saat melakukan Sholat Jumat, penyewa jasa turut mendamping, namun entah bagaimana setelah selesai sholat mereka menghilang.

Untungnya jamaah yang sudah agak linglung tersebut diantar jamaah lain dan bertemu dengan dirinya, kata Muchlis.

Sebenarnya, jamaah tersebut berangkat haji bersama dengan anaknya. Namun karena merasa sudah kenal, orangtuanya dipercayakan dengan penyedia jasa.

Muchlis memperkirakan, karena penyedia jasa adalah ilegal, ada kemungkinan mereka takut kepada askar atau keamanan Arab Saudi yang mengetahuinya sehingga kemudian meninggalkannya.

Untuk itu Muchlis meminta jamaah berhati-hati jika menyewa jasa pendorong kursi roda walaupun warga Indonesia. Ia menyarankan jika mempunyai keluarga maka anggota keluarganya mendampingi.

Selain itu sebaiknya pembayaran juga dilakukan di belakang. Ada baiknya juga menggunakan jasa pendorong resmi yang  biasanya menggunakan rompi berwarna hijau.

Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014