Jika tahun ini gagal, selama tiga tahun ini kita gagal melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk angkutan umum. Keterlaluan waktu tiga tahun tidak cukup untuk mengatasi permasalahan yang ada,"
Banjarmasin (ANTARA News) - Anggota DPR RI Habib Nabiel Fuad Almusawa meminta Pemerintah serius dalam merealisasikan pemasangan 4.000 konverter kit pada angkutan umum tahun ini.

Legislator asal Daerah Pemilihan Kalimantan Selatan dalam keterangan persnya kepada Antara di Banjarmasin, Jumat, mengingatkan, jika pemerintah tidak serius, program pada tahun 2014 akan gagal, seperti pada tahun 2012 dan 2013.

"Jika tahun ini gagal, selama tiga tahun ini kita gagal melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) untuk angkutan umum. Keterlaluan waktu tiga tahun tidak cukup untuk mengatasi permasalahan yang ada," katanya.

Awal Maret lalu, Kementerian Perindusterian (Kemperin) mengungkapkan rencana memasang 4.000--4.600 unit konverter kit pada tahun 2014.

Alat itu akan dipasang pada angkutan umum di Jabodetabek, Surabaya, Bandung, dan Semarang dengan alokasi anggaran sekitar Rp200 miliar.

"Program tersebut sudah direncanakan dan dianggarkan pada tahun 2012 dan 2013. Namun, pelaksanaannya terus ditunda karena berbagai kendala, terutama kurangnya fasilitas pengisian stasiun bahan bakar gas (SPBG)," ungkap politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.

Kendala lain, lanjut alumnus Institut Pertanian Bogor (IPB) itu, karena program tersebut menyangkut dua kementerian, yakni Kemenperin dan Kementerian ESDM.

Baru pada tahun 2014, lanjut dia, Kemenperin ditetapkan sebagai lembaga yang mengeksekusi program ini.

Menurut wakil rakyat yang menyandang gelar insinyur dan magister bidang pertanian tersebut, kendala kurangnya SPBG mestinya tidak menjadi alasan untuk merealisasikan program itu.

"SPBG yang ada saja dioptimalkan," ucapnya.

Saat ini, lanjut dia, telah beroperasi 12 SPBG di Jakarta dan Bogor.

"Pasang konverter kit itu pada semua moda angkutan umum yang rutenya melalui 12 SPBG tersebut. Lalu, seiring dengan berjalannya waktu, bangun SPBG-SPBG baru," ujarnya.

Ia menegaskan, "Jadi, untuk menjalankan program konversi ini jangan menunggu sampai jumlah SPBG-nya banyak dulu. Jika demikian, mau kapan program ini akan direalisasikan? Membangun SPBG itu tidak murah."

Realisasi program tersebut, kata dia, akan sangat membantu meningkatkan penghasilan para sopir angkutan umum yang notabene adalah masyarakat kecil.

"Kalau beli bensin, dia bayar Rp6.500,00 per liter. Akan tetapi, kalau beli BBG, dia cuma bayar Rp3.100,00. Kan selisihnya bisa buat tambahan penghasilan mereka," tuturnya.

Selain lebih murah, menurut Habib Nabiel, BBG bersih dan ramah lingkungan.
(KR-SHN/D007)

Pewarta: Syamsuddin Hasan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014