PBB, New York (ANTARA News) - Dewan Keamanan (DK) PBB pada Jumat (19/9) menyerukan segera diakhirinya semua kegiatan yang membahayakan prajurit pemelihara perdamaian di Dataran Tinggi Golan dan menghalangi mereka melaksanakan tugas mereka.

Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan di Markas PBB, New York, anggota DK menyampaikan keprihatinan mereka mengenai situasi keamanan yang memburuk yang dihadapi oleh Pasukan Pengamat Pemisahan PBB (UNDOF) akibat konflik yang berkecamuk di Suriah dan kegiatan beberapa pelaku non-negara yang bersenjata, termasuk Front An-Nusra yang dimasukkan sebagai "organisasi teroris" oleh Komite Sanksi Al Qaida.

"Dewan Keamanan mengutuk tindakan bermusuhan belum lama ini terhadap prajurit pemelihara perdamaian PBB di daerah operasi UNDOF oleh kelompok gerilyawan yang mengincar DK PBB dan pelaku non-negara yang bersenjata. DK juga menekankan bahwa perbuatan ini, serta penahanan prajurit pemelihara perdamaian PBB, sama sekali tak bisa dibenarkan," kata pernyataan tersebut.

Badan 15-anggota itu mendesak negara anggota yang memiliki pengaruh agar menyampaikan secara tegas kepada pelaku non-negara yang bersenjata perlunya untuk "segera menghentikan semua kegiatan yang membahayakan prajurit pemelihara perdamaian PBB di lapangan serta menghalangi mereka melaksanakan tugas mereka sebagaimana dimandatkan oleh Dewan Keamanan".

Pernyataan itu dikeluarkan setelah konsultasi di DK PBB mengenai UNDOF awal pekan ini, demikian laporan Xinhua. Ancaman terhadap misi tersebut telah sampai pada dimensi baru; sebanyak 45 prajurit pemelihara perdamaian dari Fiji ditahan dan prajurit dari Filipina dikepunt di Dataran Tinggi Golan.

Sebagai reaksi atas peristiwa tersebut, antara 28 Agustus dan 3 September, badan paling kuat di PBB itu mengeluarkan tiga pernyataan pers, yang mengutuk risiko yang telah ditimbulkan oleh anasir bersenjata terhadap prajurit Baret Biru.

(Uu.C003)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014