Makkah (ANTARA News) - Ketua Komisi Pengawasan Haji Indonesia Slamet Effendy Yusuf meminta masalah pelayanan transportasi dan bimbingan ibadah lebih diperhatikan dalam penyelenggaraan haji di Makkah karena jarak penginapan jamaah haji yang jauh dari Masjidil Haram.

"Mengenai penginapan jamaah haji yang jauh dari Masjidil Haram tidak diperdebatkan lagi sehingga pelayanan yang lain perlu diperhatikan," kata Slamet Effendy Yusuf, di Makkah, Minggu.

Saat ini sembilan komisioner KPHI berada di Arab Saudi untuk mengawasi pelaksanaan haji 2014.

Slamet Effendy mengatakan karena saat ini jarak antara Masjidil Haram dan penginapan jauh maka transportasi harus benar-benar diperhatikan.

"Bus shalawat bagus. Tapi jangan sampai berdesak-desakan," kata Slamet Effendy yang selalu mencoba bus shalawat sejak kedatangannya dua hari lalu.

Ia juga meminta agar pemerintah memperhatikan supir-supir bus yang menjalankan kendaraan secara ugal-ugalan karena bisa membahayakan penumpang.

Saat ini Kemenag telah menyiapkan 150 bus untuk mengatar jamaah haji pulang pergi dari penginapan ke Masjidil Haram.

Hal ini karena jarak antara penginapan dengan Masjidil Haram semakin jauh akibat pemerintah Arab Saudi sedang melakukan perluasan Masjidil Haram sehingga banyak penginapan di sekitarnya yang dibongkar.

Ada 155.200 jamaah reguler yang akan dilayani bus tersebut.

Slamet Effendy juga menekankan pentingnya bimbingan ibadah kepada jamaah haji sehingga bisa menjalankan ibadah dengan sempurna.

"Sayang jika sudah bayar mahal dan berangkat jauh ternyata tidak sempurna melakukan ibadah," katanya.

Ia mengatakan pernah ada seorang jamaah yang ke Masjidil Haram hanya mencium Hajar Aswad saja lalu pulang.

Sementara itu tim Media Center Haji juga beberapa kali menemukan jamaah yang tersesat namun ternyata belum melaksanakan ibadah dengan sempurna seperti belum melaksanakan tahalul (memotong rambut), atau baru bilangan untuk mengilingi Kabah belum lengkap.

Untuk itu pembimbing ibadah baik dari kloter maupun Kelompok Bimbingan Ibadah Haji harus mengecek apakah jamaah telah melakukan ibadah dengan baik dan benar.

"Jamaah juga perlu diingatkan untuk memperhatikan ibadah yang wajib baru yang sunnah. Jangan sampai jamaah kelelahan sehingga kesehatan terganggu karena sering menjalankan ibadah sunnah," katanya.

Akibatnya, jamaah justru tidak bisa menjalan ibadah wajib yang berat yakni melakukan wukuf di Arafah dan melempar jumrat di Mina.

Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014