Makkah (ANTARA News) - Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh Kemenag, Abdul Djamil, mengatakan persiapan untuk menghadapi puncak haji yakni Wukuf di Padang Arafah dan dilanjutkan menginap ke Muzdalifah dan melempar Jumrat di Mina sudah lebih dari 80 persen.

"Persiapan sudah lebih dari 80 persen," katanya, di sela rapat evaluasi dan koordinasi di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah, Senin.

Ia mengatakan persoalan di Armina (Arafah dan Mina) cukup krusial karena ada jutaan umat Islam yang bergerak dari Makkah menuju Arafah, Muzdalifah dan lalu ke Mina sehingga perlu koordinasi yang bagus agar jamaah Indonesia tertangani dengan baik.

Dirjen mengatakan jumlah jamaah haji reguler Indonesia sebesar 155.200 orang sehingga memerlukan penanganan yang baik pula. Untuk itu, katanya, pada saat Armina tenaga dari Jeddah dan Madinah akan ditarik sementara untuk memberikan bantuan.

Ia mengatakan akan ada petugas di pos-pos tertentu yang stragetis untuk memantau pergerakan jamaah dari Indonesia dan memberi bantuan terhadap jamaah yang memerlukan.

"Semua perlu dikawal supaya jamaah bisa naik bus dengan tepat dan tidak tersesat saat bersama dengan seluruh umat Islam dunia melakukan ibadah haji," katanya.

Selanjutnya, dalam persiapan Armina maka rapat-rapat koordinasi terus dilanjutkan termasuk dengan muasasah (pihak swasta Arab Saudi yang mengurusi masalah haji).

Pada Senin pagi hingga sore ini, Dirjen langsung mengadakan rapat evaluasi dan koordinasi di Kantor Urusan Haji Indonesia Daerah Kerja Makkah.

Puncak haji atau wukuf (9 Zulhijah) diperkirakan akan terjadi pada 3 Oktober 2014. Seluruh jamaah yang akan melakukan wukuf berangkat dari Makkah pada 8 Zulhijah menuju Padang Arafah.

Pewarta: Unggul Tri Ratomo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014