Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat dan "mitra-mitranya" melancarkan serangan bom dan rudal Tomahawk ke posisi-posisi kelompok garis keras Negara Islam (Islamic State/IS) di Suriah, kata Pentagon.

"Saya bisa mengonfirmasi bahwa militer AS dan pasukan negara-negara mitra telah melakukan serangan militer terhadap ISIL (kelompok Islamic State) di Suriah menggunakan bom-bom dan Rudal Serangan Darat Tomahawk," kata juru bicara Pentagon Laksamana Muda John Kirby dalam satu pernyataan, Senin (22/9).

Media Amerika Serikat memberitakan bahwa lima negara Arab ikut serta dalam serangan udara sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk untuk menyerang kelompok IS, yang telah merebut banyak daerah di Suriah dan Irak.

Serangan udara pimpinan Amerika Serikat di Suriah itu menandai satu titik balik dalam perang melawan kelompok IS, yang dikhawatirkan pemerintah Barat pada akhirnya akan melancarkan serangan-serangan teror di Eropa atau Amerika Serikat.

Menurut Kirby, keputusan untuk melakukan serangan-serangan udara itu dibuat Senin oleh Panglima Komando Pusat Amerika Serikat, Jenderal Lloyd Austin, "atas izin yang diberikan panglima militer."

"Kami akan memberikan informasi yang lebih rinci kemudian," katanya seperti dilansir kantor berita AFP.

Serangan-serangan itu dipusatkan ke posisi-posisi IS di Raqqa, pangkalan kelompk garis keras Sunni itu, kata surat kabar New York Times mengutip pernyataan para pejabat AS.

Menurut berita surat kabar itu, sasaran-sasaran lain serangan adalah di sepanjang perbatasan Irak-Suriah.

Serangan-serangan itu, termasuk rudal-rudal Tomahawk yang ditembakkan dari kapal-kapal perang angkatan laut dilakukan kurang dari dua pekan setelah Presiden Barack Obama memperingatkan bahwa ia menyetujui perluasan operasi terhadap kelompok IS termasuk di Suriah.

"Saya menegaskan bahwa kita akan melumpuhkan para teroris yang mengancam negara kita, di manapun mereka berada," kata Obama dalam satu pidato nasional pada 10 September.

"Ini adalah satu prinsip utama dari kepresidenan saya: jika anda mengancam Amerika, anda tidak akan selamat."

Washington memulai serangan udara pada target-target IS di Irak pada 8 Agustus, dengan sekitar 190 serangan pada kelompok itu di sana.

Akan tetapi Obama berulang-ulang menegaskan operasi itu tidak akan melibatkan satu misi tempur bagi pasukan darat AS. (Uu.H-RN)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014