Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan produksi logam tembaga mengalami kenaikan 129 persen atau 400.000 ton dari 310.000 ton menjadi 710.000 ton pada 2018.

Dirjen Mineral dan Batubara Kementerian ESDM R Sukhyar di Jakarta, Selasa mengatakan, saat ini, produksi logam tembaga mencapai 310.000 ton per tahun.

"Produksi akan naik pada 2018 menjadi 710.000 ton," ujarnya.

Sementara, lanjutnya, produksi konsentrat akan mengalami penurunan menjadi 2,9 juta ton pada 2017 dari sebelumnya 3,8 juta ton.

Menurut dia, pada 2017, dihasilkan pula anoda slime sebagai produk samping pengolahan konsentrat tembaga sebesar 1,8 ribu ton yang bisa menghasilkan emas dan perak.

Sesuai Permen ESDM Nomor 1 Tahun 2014, pemerintah membolehkan ekspor produk konsentrat tembaga hanya sampai 11 Januari 2017.

Selanjutnya, ekspor hanya dibolehkan berbentuk logam tembaga.

Data Kementerian ESDM menyebutkan, pada 2015, kapasitas pengolahan bijih nikel direncanakan 9,3 juta ton, bijih besi 15,4 juta ton, bijih bauksit 1,1 juta ton, bijih mangan 166 ribu ton, dan konsentrat tembaga 3,8 juta ton.

Pada 2016, kapasitas pengolahan bijih nikel diperkirakan naik menjadi 15,8 juta ton, bijih besi naik 16,6 juta ton, bijih bauksit naik 1,4 juta ton, bijih mangan tetap 166 ribu ton, dan konsentrat tembaga tetap 3,8 juta ton.

Lalu, pada 2017, kapasitas pengolahan bijih nikel direncanakan naik lagi menjadi 18,7 juta ton, bijih besi tetap 16,6 juta ton, bijih bauksit naik 5,1 juta ton, bijih mangan tetap 166 ribu ton, konsentrat tembaga turun menjadi 2,9 juta ton, dan anoda slime sebesar 1,8 ribu ton.

Pada 2018, kapasitas pengolahan bijih nikel direncanakan tetap 18,7 juta ton, bijih besi tetap 16,6 juta ton, bijih bauksit naik 20 juta ton, bijih mangan naik 550 ribu ton, konsentrat tembaga tetap 2,9 juta ton, dan anoda slime tetap 1,8 ribu ton.

Selanjutnya, pada 2019, kapasitas pengolahan bijih nikel direncanakan tetap 18,7 juta ton, bijih besi tetap 16,6 juta ton, bijih bauksit tetap 20 juta ton, bijih mangan tetap 550 ribu ton, konsentrat tembaga tetap 2,9 juta ton, dan anoda slime tetap 1,8 ribu ton.

Per Agustus 2014, rencana fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral tercatat 64 unit dari 76 perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP).

Rinciannya, "smelter" nikel 29 unit dari 36 IUP, bauksit 6 dari 11, besi 7 dari 7, mangan 3 dari 3, zirkon 13 dari 13, timbal dan seng 2 dari 2, dan kaolin dan zeolit 4 dari 4.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014