Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mendatang diharapkan berkomitmen untuk mengurangi impor semua produk yang berbasis komunitas besar seperti petani dan nelayan.

"Di catatan kami yang impornya besar antara lain gula, jagung, kedelai, daging, beras, ikan. Sehingga semua itu perlu dipangkas,"  kata  Direktur Utama PT Gendhis Multi Manis, Kamajaya saat dihubungi pers di Jakarta, Selasa.

Selain itu, katanya,  perusahaan yang boleh mengimpor tersebut juga harus perusahaan yang membeli produk-produk petani dan nelayan.

Misalnya ada satu perusahaan dapat jatah (impor) 100 juta ton gula. Bayangkan Rp10 triliun itu hanya dipegang satu orang.

"Itu menurut saya mesti dihapus. Separuhnya dia harus membeli produk lokal," kata Kamajaya, yang selama ini dekat dengan petani terbukti dengan pabrik gulanya dimana 100 persen berasal dari kebun plasma petani.

Dia menekankan, hal itu harus dilakukan oleh pemerintah mendatang. Kalau perusahaan tersebut tidak bersedia, maka tidak perlu diberi jatah impor.

"Kalau perusahannya nggak mau, jangan dikasih sama sekali. Gampang sekali. Tinggal ambil pulpen, buat putusan yang benar. Itu saja. Jadi (impor) pangkas, minimum separuh. Itu (jatah impor) diberikan kepada mereka yang menyerap produk lokal," katanya.

Kamajaya mengingatkan, apapun kebijakan yang diambil pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian, kalau tidak memprioritaskan basis tenaga kerja banyak, seperti petani padi, gula, kedelai, jagung, dan nelayan, itu tidak ada manfaatnya.

"Jadi potensi (pangan Indonesia) sangat besar. Saya kira nggak susah-susah amat (untuk memaksimalkannya) kalau dikelola dengan baik. Makanya kita tergantung Pak Jokowi sekarang," tutupnya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014