Karena sebelumnya ada investasi anak usaha (Petral) di Singapura, dan bila Petral dibekukan maka sekarang tidak ada, jadi itu berpengaruh ke Pertamina,"
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Hadiyanto memperkirakan rencana pembekuan PT Petral secara jangka panjang dapat mempengaruhi neraca keuangan maupun aset yang dimiliki oleh PT Pertamina.

"Karena sebelumnya ada investasi anak usaha (Petral) di Singapura, dan bila Petral dibekukan maka sekarang tidak ada, jadi itu berpengaruh ke Pertamina," ujarnya di Jakarta, Rabu.

Hadiyanto menjelaskan karena Petral merupakan anak perusahaan PT Pertamina, maka secara konsolidasi, pengelolaan aset dan piutang perusahaan tersebut ikut dicatat dalam pembukuan PT Pertamina, serta laporan keuangan pemerintah pusat.

"Investasi pemerintah di pertamina dicatat dalam LKPP, dan PMN pertamina itu di mana-mana. Padahal, piutang negara yang receivable itu masuk total LKPP 2013 kira-kira mencapai Rp3.400 triliun dengan aset BUMN tetap Rp1.800 triliun," katanya.

Hadiyanto tidak berkomentar lebih lanjut apabila wacana pembekuan Petral tersebut jadi dilaksanakan. Namun, menurut dia, hal tersebut harus dilakukan sesuai mekanisme hukum korporasi yang berlaku di Singapura, tempat anak perusahaan migas tersebut berlokasi.

Sebelumnya, politisi partai Nasdem Kurtubi berpendapat wacana presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk memberantas mafia migas dengan secara khusus membekukan Petral, sebagai langkah tepat dan bersejarah.

Kurtubi yang juga sebagai pengamat ekonomi energi menambahkan dengan pembubaran itu, PT Pertamina dapat membeli langsung migas dari produsen atau menggunakan jalur antarpemerintah (G to G), bukan lagi dari perantara seperti Petral.

Selain itu, ia mengharapkan agar lembaga seperti SKK Migas dan sejenisnya untuk dihapus, agar proses investasi dalam bidang eksplorasi migas dapat berlangsung lebih sederhana dan anggaran dapat dihemat lebih banyak.

"Selain untuk penghematan dan menyederhanakan proses investasi eksplorasi, penghapusan itu juga untuk menutup peluang mafia migas," ujar Kurtubi.

(S034/I007)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014