Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertagas Niaga akan menuntaskan pembangunan fasilitas "LNG receiving terminal" di Tanjung Benoa, Bali pada tahun 2016.

"Saat ini pembangunan sudah dimulai, ditargetkan rampung dalam dua tahun ke depan. Pasokan LNG itu untuk memenuhi memasok kebutuhan pembangkit listrik di kawasan Bali," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan, usai Rapat Pimpinan Kementerian BUMN di Jakarta, Kamis.

Menurut Dahlan, pembangunan terminal penampung LNG akan menjadi sumber energi dari pembangkit listrik PT Indonesia Power anak PT PLN (Persero).

Ia menjelaskan terminal penampung LNG itu akan dibangun bertahap bekerja sama dengan PT Pelindo III.

"Terminal penampung darat dibangun di tanah milik Pelindo. Sambil menunggu penyelesaiannya (darat), maka akan disewa terminal terapung LNG di atas laut," ungkap Dahlan.

Adapun kebutuhan gas untuk kawassan Tanjung Benoa diperkirakan mencapai 50 juta kaki kubik (MMBTU).

"Sumber pasokan gas dipastikan dari lapangan Bontang. Tetapi juga bisa pihak swasta, misalnya, dari lapangan Sengkang," ujarnya.

Dana pembangunan pembangunan terminal LNG tersebut sepenuhnya dibiayai oleh Pertamina.

"Saya lupa investasinya. Nilainya tidak masalah karena Pertamina pasti sanggup membiayainya. Yang penting bagaimana pasokan gas dapat diatasi," tutur Dahlan.

Mantan Dirut PT PLN ini menambahkan, proyek ini merupakan sinergi antar-BUMN yaitu Pertamina, PLN dan Pelindo dalam rangka mengurangi penggunaan BBM.

"Sayang kalau masih menggunakan BBM. Bagaimana caranya, bisa segera beralih ke LNG, ya sementara sewa dulu hanya untuk satu tahun," ucap Dahlan, menambahkan.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014