Washington (ANTARA News/KUNA-0ANA) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama Jumat melakukan pembicaraan singkat dengan timpalannya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dari Air Force One, membahas langkah-langkah untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh Negara Islam di Irak dan Levant (ISIL).

Presiden memuji karya otoritas Turki, kelompok-kelompok lokal, dan PBB dalam menangani arus besar pengungsi yang mengalir ke Turki, termasuk puluhan ribu pada sepekan terakhir ini saja.

Kedua presiden sepakat untuk terus melakukan konsultasi erat mengenai masalah-masalah terkait.

Negara Islam (IS) yang sebelumnya dikenal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan Negara Islam Irak dan Levant (ISIL) telah menguasai sebagian wilayah Irak dan Suriah dan kemudian mengumumkan berdirinya kekhalifan Islam di wilayah yang didudukinya itu.

AS didukung negara-negara Barat dan negara-negara Arab serta internasional membentuk koalisi menghadapi ISIS.

lebih dari 150.000 pengungsi Suriah telah membanjiri Provinsi Sanliurfa dan Gaziantep di Turki Tenggara sejak Jumat (19/9) untuk menyelamatkan diri dari kekerasan IS, kata stasiun TV swasta, NTV, Rabu (24/9).

Sedikitnya 105 desa di sekitar Kobane di Suriah Utara telah dikuasai oleh pasukan IS sejak pertengahan September, termasuk 85 desa pada akhir pekan lalu, kata Melissa Fleming, Wanita Juru Bicara Komisaris Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR), pada satu taklimat di Jenewa Selasa (23/9).

Turki, menurut AFP dan Reuters akan memberikan dukungan militer atau logistik untuk serangan udara pimpinan Amerika Serikat terhadap pejuang garis keras IS di Suriah, kata Presiden Turki Tayyip Erdogan seperti dilansir Selasa.

"Kami akan memberikan dukungan yang diperlukan untuk operasi itu.

Dukungan bisa militer atau logistik," kata Erdogan seperti dikutip oleh penyiar televisi Turki NTV kepada wartawan di New York.

Amerika Serikat dan "mitra-mitranya" melancarkan serangan bom dan rudal Tomahawk ke posisi-posisi ISIS di Suriah, kata Pentagon, Senin.

Media AS memberitakan lima negara Arab ikut serta dalam serangan udara sebagai bagian dari koalisi internasional yang dibentuk untuk menyerang kelompok yang ISIS.

Serangan udara yang dipimpin AS di Suriah itu merupakan satu titik balik dalam perang melawan kelompok IS, yang pemerintah-pemeritnah Barat khawatirkan dapat melancarkan serangan-serangan teror di Eropa atau Amerika Serikat.

(Uu.H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014