PBB, New York (ANTARA News) - Presiden Namibia Hifikepunya Pohamba pada Jumat (26/9) di Markas PBB, New York, menyoroti tantangan yang dihadapi oleh negara Afrika termasuk wabah Ebola, dan menyerukan persatuan dan keteguhan dalam menghadapi dan mengatasi tantangan.

Presiden Namibia tersebut mengeluarkan pernyataan itu saat ia berpidato di dalam debat tingkat tinggi tahunan Sidang Majelis Umum PBB, yang memasuki hari ketiga di Markas Besar PBB di New York, Jumat (26/9).

"Sidang ini berlangsung pada masa penuh tantangan di kancah global," kata Pohamba, sebagaimana diberitakan Xinhua, Sabtu pagi. "Beberapa negara Afrika berhadapan dengan wabah yang tak pernah ada sebelumnya, penyakit mematikan Ebola; Sebanyak 200 anak perempuan yang diculik di Nigeria oleh Boko Haram belum ditemukan; dan pemboman membabi-buta terhadap Jalur Gaza oleh Israel baru berakhir sekitar 45 hari lalu."

"Tantangan ini bukan tak bisa ditanggulangi. Semuanya menuntut keteguhan dan persatuan dalam menghadapi dan mengatasinya. Semuanya menuntut kita dengan tegas menyampaikan kembali kepercayaan kita dan bergerak maju dengan panduan nilai abadi dan prinsip Piagam PBB dan semua yang mendukungnya," katanya.

Presiden Namibia tersebut menyerukan pelaksanaan penuh semua resolusi PBB yang terkait di Sahara Barat dan Palestina.

Menurut presiden itu, Namibia telah mendukung upaya internasional, untuk memerangi penyakit Ebola di beberapa negara Afrika, saat negara Afrika Selatan telah memberi sumbangan keuangan untuk perang melawan wabah mematikan tersebut.

"Saya percaya bahwa kita tak boleh menyia-nyiakan sumber daya guna menangani pangkal masalah pergolakan sosial, kemiskinan dan konflik politik di masyarakat kita, secara terkait," katanya.

Penerjemah: Chaidar Abdullah 

Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014