PBB (ANTARA News) - Konflik antara Amerika Serikat dan Iran tidak bermanfaat bagi salah satu pihak; kedua negara harus berusaha untuk memulihkan saling percaya, kata Presiden Iran Hassan Rouhani, Sabtu.

"Sejak Revolusi Islam (1979), hubungan dengan Amerika Serikat telah menjadi rumit dan suka bertengkar. Rakyat (Iran) kecewa dengan Amerika Serikat; Kita tidak akan pernah melupakan masa lalu. Tetapi kita semua harus jelas memikirkan. Masa depan, dengan mempertimbangkan manfaat bagi kedua belah pihak," kata kepala Republik Islam Iran kepada pers.

Dia menambahkan bahwa rakyat Amerika juga tidak mendapatkan manfaat dari perseteruan antara Teheran dan Washington.

"Jika kita mencapai kesepakatan mengenai masalah nuklir, kita harus mengembalikan kepercayaan Iran, harus mulai mempercayai (Amerika Serikat) lagi," kata Rouhani.

Presiden Iran menggarisbawahi bahwa kedua negara harus menemukan waktu yang tepat untuk penyelesaian dalam rangka membangun masa depan yang lebih baik.

Amerika Serikat dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik resmi sejak Revolusi Islam 1979 di Iran, yang membawa kekuasaan pendeta anti-Barat.

Barat dan Israel menuduh Teheran mengembangkan senjata nuklir.

Iran telah membantah tuduhan itu, menekankan sifat damai pengembangan nuklirnya.

Selama pembicaraan Jenewa yang diselenggarakan sejak tahun 2013, mediator setuju untuk mencapai kesepakatan yang menjamin program nuklir Iran pada Juli 2014.

Batas waktu untuk kesepakatan itu kemudian ditunda sampai November 2014.
(AK)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014