Surabaya (ANTARA News) - Dinas Pertanian bersama Dinas Kesehatan Kota Surabaya dan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga melakukan sidak ke beberapa lokasi penjualan hewan kurban, salah satunya di kawasan MERR atau sepanjang Jalan Ir Soekarno, Senin.

"Semua bagian tubuh hewan kurban diperiksa. Tak hanya bagian yang kasat mata saja, tapi juga mulut, telinga, kuku kaki hingga air liur. Ini dilakukan agar hewan-hewan kurban ini nantinya layak konsumsi pada saatnya nanti," kata Kabid Peternakan pada Dinas Pertanian Kota Surabaya Meita Iren Wowor.

Menurut dia, pemeriksaan dilakukan terhadap semua hewan yang dijual meliputi gigi dan mulut dan organ penting lainnya. Bahkan umur hewan kurban yang dijual juga diperiksa.

"Ini untuk menghindari adanya penyakit seperti antrax," katanya.

Sementara bagi hewan kurban yang ditemukan terluka, langsung dilakukan penyemprotan disinfektan pada hewan tersebut. Penyemprotan ini untuk mencegah terjangkitnya virus yang bisa masuk melalui luka.

"Bagi hewan kambing yang mengalami diare, kita beri vitamin," ujarnya.

Hal ini dikarenakan, lanjut dia, masih banyak ditemukannya hewan kurban yang mengalami luka-luka di bagian tubuhnya. Meita menyarankan kepada masyarakat agar lebih teliti dalam membeli hewan kurban. "Jangan sampai hewan yang kita kurban kan ternyata berpenyakit," tegasnya.

Salah satu pedagang hewan kurban di Jl. Ir Soekarno Nur Hasan mengatakan luka-luka yang ada di hewan kurban miliknya bukan karena sakit, melainkan terluka saat proses pengiriman atau distribusi dari daerah asal ke Surabaya, seperti akibat berkelahi.

"Kendaraannya kan tidak terlalu besar kadang berdesakan. Jadinya mereka (hewan kurban) seringkali berkelahi sehingga mendapatkan luka-luka itu," katanya.

Meski tak sedikit yang terluka, namun Nur Hasan meyakinkan hewan kurbannya tidak ada yang berpenyakit. "Semuanya dalam kondisi layak konsumsi. Umurnya sudah layak potong meski ada yang tubuhnya kecil karena memang kambing dan sapinya jenisnya kecil," katanya.

(A052/M026)

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014