Missouri, AS (ANTARA News) - Polisi Amerika Serikat (AS), Minggu, masih terus mencari pelaku penembakan dua petugas polisi di Ferguson, Missouri, sementara aksi protes terkait penembakan hingga tewas seorang remaja kulit hitam oleh personel polisi pada bulan lalu masih berlanjut.

Kedua polisi itu ditembak di tempat yang sama yaitu di St. Louis, daerah pinggiran Ferguson, namun dalam waktu yang berlainan. Seorang polisi ditembak pada Sabtu (28/9) malam dan seorang polisi yang sedang tidak bertugas ditembak pada Minggu pagi

Walau begitu, kepolisian setempat mengatakan kedua peristiwa tersebut tidak berhubungan dengan aksi protes apapun di kota itu.

Pernyataan Kepolisian Resort St. Louis mengatakan kedua korban penembakan tidak mengalami luka serius.

Sersan Brian Schellman dari Kepolisian St. Louis mengatakan belum ada penangkapan berkaitan dengan penembakan kedua polisi tersebut.

Schellman menambahkan pada kejadian pertama, sekitar pukul 21.00 waktu setempat, seorang polisi melakukan pengejaran terhadap seorang lelaki yang berada di belakang gedung Ferguson Community Center.

Pria tersebut melarikan diri namun kemudian berbalik dan menembak lengan petugas polisi tersebut sembari berlari.

Polisi itu, yang kini dirawat di rumah sakit, melakukan tembakan balasan tetapi tidak mengenai tersangka yang kemudian menghilang ke area pepohonan, lanjut Schellman.

Tiga jam kemudian, tambah Schellman, seorang personel polisi yang sedang tidak bertugas ditembak orang tak dikenal ketika mengendarai mobilnya dan menderita luka di lengan ringan akibat terkena pecahan kaca.

Belum jelas apakah petugas itu menjadi sasaran atau korban penembakan acak, kata Schellman. Petugas polisi itu, yang mengenakan celana seragamnya pada saat kejadian namun tidak kemejanya, dilaporkan tidak melepas tembakan balasan.

Aksi unjuk rasa dengan kekerasi beberapa kali terjadi di Kota Ferguson menyusul kematian Michael Brown, seorang remaja kulit hitam tidak bersenjata yang ditembak seorang personil polisi pada 9 Agustus.

Lebih dari 150 orang demonstran berkumpul di sekitar Kantor Kepolisian Ferguson pada Minggu malam untuk meminta penangkapan Darren Wilson, personel polisi pelaku penembakan pada Brown.

Menurut pihak kepolisian, sekitar 30 orang polisi memantau aksi unuk rasa tersebut dan dua orang demonstran ditangkap untuk penyebab yang dirahasiakan.

Sebelumnya pada Kamis (25/6), Kepala Kepolisian Ferguson Tom Jackson meluncurkan video permintaan maaf kepada orang tua Brown setelah kritik pedas dan tuntutan untuk pemecatannya datang bertubi-tubi pada minggu-minggu setelah kematian Brown.

Tetapi permintaan maaf tersebut tidak diterima oleh beberapa orang. Banyak warga Kota Ferguson, yang memiliki mayoritas penduduk kulit hitam berjumlah sekitar 21 ribu orang, menyatakan Jackson harus dipecat karena reaksinya yang tidak tulus atas pembunuhan Brown, demikian Reuters.
(SDP-84/G003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014