Jakarta (ANTARA News) - Masa jabatan DPR RI periode 2009-2014 berakhir hari ini dengan menyisakan sejumlah kenangan, baik bagi anggota DPR RI yang terpilih kembali maupun bagi yang tidak.

Rapat DPR RI yang digelar hari ini merupakan rapat paripurna penutupan DPR RI periode 2009-2014. Rapat paripurna itu ditandai dengan pidato Ketua DPR RI, Marzuki Alie.

Hadir dalam rapat paripurna penutupan itu 315 orang anggota DPR RI, terdiri dari Partai Demokrat 90 orang, Partai Golkar 55 orang, PDIP 59 orang, PKS 32 orang, PAN 25 orang, PPP 20 orang, PKB 12 orang, Gerindra 6 orang, dan Hanura 6 orang.

Usai rapat paripurna penutupan itu, dilanjutkan dengan makan siang dan ramah-tamah seluruh anggota DPR RI yang hadir dalam rapat paripurna di Ballroom Nusantara IV..

Sekretaris Jenderal DPR RI, Winantuningtyastiti mengatakan, berakhirnya masa bakti DPR RI 2009-2014, semakin berkurang pemberitaan negatif terhadap DPR RI.

"Alhamduliilah, saya senang, relatif diakhir masa baktoi ini, berita terkait citra DPR RI yang jelek sangat berkurang, masyarakat sudah pahami bahwa kasus perorangan, adalah masalah pribadi, bukan institusi," kata Sekretaris Jenderal DPR RI, Winantuningtyastiti di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa.

Sedangkan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, DPR RI periode mendatang perlu memperbaiki citra DPR RI dengan kerja nyata yang berorientasi untuk kepentingan rakyat.

"DPR RI mendatang harus membangun komunikasi yang transparan antara DPR dengan publik, antar sesama pimpinan DPR, pimpinan dan anggota dan sesama anggota DPR RI sehingga kecurigaan bisa dihindari, terutama saat pengambilan keputusan, terutama yang menyangkut hajat hidup orang banyak," kata Muzani.

Muzani juga menambahkan, hal lain yang perlu dilakukan dan diperbaiki adalah pencapaian Program Legislasi Nasional (Prolegnas) yang realistis, sehingga dari sisi kualitatif terjangkau.

"Pembahasan dan penyusunan dan UU diprioritaskan untuk kepentingan rakyat. Sehingga waktu yang tersedia, harus merancang undang-undang yang mendesak, yang betul-betul memberikan bukti kongkrit kepada masyarakat," ujarnya.

Disamping itu, peningkatan disiplin anggota, peran fraksi harus lebih ditingkatkan lagi untuk mendorong anggota lebih aktiif dalam semua persidangan. "Dengan demikian, akan terjadi peningkatan kualitas anggota yang ujungnya untuk kepentingan rakyat dan imbasnya untuk citra DPR yang lebih baik," kata Muzani.

Lalu bagaimana kesan dan pesan anggota DPR RI yang gagal terpilih kembali menjadi anggota DPR RI. Eva Kusuma Sundari, misalnya, mengatakan, setiap anggota DPR RI memiliki dua beban, yakni sebagai anggota DPR atau individu dan sebagai bagian dari korps atau partai.

"Marwah DPR RI itu merupakan vektor dari intergritas masing-masing anggota, jadi pentingnya menjaga integirtas dan individu. Perbaikan sistem perlu tentang managemen di fraksi, parpol untuk mengontrol individu," sarannya.

Tentu, selama menjadi anggota DPR RI, ada pengalaman pahit yang pernah dialaminya.

"Yang palimg menyakitkan adalah pembubaran Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN), padahal tahun depan DPR RI berpeluang menjadi Ketua Public Account Commitee Asian. Dibubarkannya BAKN, ya hilang kesempatan tersebut," kaya politisi PDIP itu.

Bedan dengan politisi Golkar, Nurul Arifin. Selama menjadi anggota DPR RI, dirinya banyak belajar.

"Selama di DPR ini, saya menjadi matang dalam berpolitik. Banyak ilmu yang saya peroleh terkait dengan keputusan-keputusan politik," kata Nurul.

Di Komisi II DPR RI, ujar Nurul, dirinya belajar banyak dalam merumuskan UU. Demikian juga di Baleg.

"Banyak UU penting yang saya terlibat didalamnya, di antaranya UU Paket Politik yaitu UU Parpol, UU Penyelenggara Pemilu dan UU Pemilu. UU ASN, Administrasi Pemerintahan, Turunan UU32/2004 yaitu UU Pilkada, UU Pemda dan UU Desa. UU MD3. Juga UU P3 atau Pembentukan Perundang-undangan. Semuanya adalah UU yang penting dalam membangun sistem politik di Indonesia. Banyak hal yang saya pelajari," katanya.

Suka duka dalam politik, tuturnya, kadang dihadapkan pada kebijakan politik yang berbeda dengan nurani, namun hal itu harus dijalani sebagai bagian dari kader partai.

"Semua bisa jika kita mau belajar. Juga untuk para anggota dewan yang baru. Di mana ada niat, di sana pasti ada jalan. Tentunya untuk berkarya. Semoga kedepan DPR bertambah produktivitasnya, menjadi penyeimbang bagi eksekutif dan menjadi corong rakyat sejati. Selamat datang kepada para anggota Parlemen 2014-2019," kata Nurul.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014