Ancaman pangan berasal dari konversi lahan yang tidak terkendali. Berapapun litbang hasilkan bibit unggul, kalau lahannya habis, percuma."
Subang (ANTARANews) - Menteri Pertanian Suswono mengingatkan pemerintah mendatang harus memiliki kemauan politik yang kuat untuk membangun pertanian guna mendukung ketahanan pangan nasional.

"Tidak hanya semangat, tapi juga perlu dukungan politik anggaran," katanya pada pemaparan tentang kinerja pertanian tahun 2009-2014 di hadapan sejumlah pimpinan media, di Sukamandi, Subang, Jawa Barat, Selasa.

Ia mencontohkan kebutuhan dana penelitian dan pengembangan (litbang) pertanian sangat tinggi untuk menghasilkan benih unggul. Namun anggarannya masih minim, yaitu sekitar Rp7 triliun selama lima tahun. Namun produk yang dihasilkan badan litbang tersebut harus mampu meningkatkan produktivitas pertanian.

Diakuinya, salah satu keberhasilan produksi padi adalah intensifikasi pertanian yang antara lain terdiri dari penyediaan bibit unggul dan mekanisasi.

Dalam lima tahun terakhir rata-rata produksi gabah kering giling (GKG) naik dari 65,76 juta ton pada 2010 menjadi 71,28 juta ton pada 2013.

Proyeksi optimistis produksi GKG tahun ini, kata Mentan, 72 juta ton atau setara dengan 42 juta ton beras. Padahal, lanjutnya, selama lima tahun itu pula ada konversi lahan pertanian yang sangat mengkhawatirkan.

"Ancaman pangan berasal dari konversi lahan yang tidak terkendali.
Berapapun litbang hasilkan bibit unggul, kalau lahannya habis, percuma," kata Suswono.

Sementara itu, pembukaan lahan baru, kata dia, tidak mudah, baik untuk pemanfaatan tanah terlantar maupun tanah ulayat.

"Namun kalau pemerintah (berikutnya) punya kemauan politik yang kuat, berbagai kendala itu bisa diatasi," katanya.

Ia mencontohkan untuk pembukaan lahan pertanian baru di tanah ulayat, bisa saja pemiliknya disertakan sebagai pemilik saham di lahan pertanian baru itu.

Suswono juga menyinggung pentingnya bank khusus yang mendukung pertanian, mengingat berusaha di bidang pertanian resikonya cukup tinggi. "Saat ini ada kredit untuk pertanian tanpa agunan sebesar Rp20 juta, tapi bunganya mencapai 21 persen," katanya. (*)

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014