London (ANTARA News) - Dua jet tempur Inggris Selasa membom satu pos artileri dan satu truk bersenjata yang digunakan kelompok Negara Islam (ISIS) di Irak dalam serangan pertama Angkatan Udara Kerajaan itu sebagai bagian dari kampanye udara yang dipimpin Amerika Serikat.

Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan dua jet Tornado menyerang pos tersebut dengan satu peluru kendali Brimstone yang digunakan menghadapi tank-tank dan kendaraan dengan bom yang dipandu laser Paveway IV seberat 230 kilogram.

"Keduanya berhasil melakukan misinya," demikian bunyi salah satu kicauan.

Yang lain menyebutkan,"Jet-jet Tornado telah melakukan serangan-serangan udara pertama sebagai dukungan bagi pemerintah Irak yang demokratis."

Tak dikatakan kapan dan di mana serangan-serangan tersebut dilakukan tetapi dijelaskan jet-jet itu membantu tentara Kurdi di kawasan tersebut.

"Saya dapat mengonfirmasi bahwa RAF melaksanakan tugas hari ini sebagai dukungan bagi pemerintah Irak di bagian baratlaut Irak," kata Menteri Pertahanan Michael Fallon.

Fallon menyatakan serangan-serangan terhadap militan IS, yang telah menguasai sejumlah kawasan Irak dan Suriah dalam beberapa bulan, dilakukan oleh dua jet tempur dari satu pangkalan RAF di Siprus.

"Pesawat-pesawat itu mengidentifikasi dan menyerang satu posisi senjata berat yang membahayakan pasukan Kurdi dan keduanya menyerang satu truk pickup bersenjata ISIL di kawasan yang sama," kata dia, yang menggunakan nama lain dari kelompok Negara Islam.

Menurut sumber-sumber Kurdi yang dikutip BBC, serangan-serangan itu telah membantu pihak Kurdi merebut kembali "perlintasan di perbatasan yang penting" di Rabia, dekat Suriah.

Parlemen Inggris pekan lalu menyetujui mosi untuk bergabung dengan kampanye militer pimpinan AS terhadap para militan yang beroperasi di di Irak.

Serangan-serangan Inggris itu menyiratkan mulainya keterlibatan militer paling baru Inggris di Irak setelah negara itu menarik semua tentaranya pada 2011 menyusul konflik delapan tahaun.

Pemerintah mengatakan pihaknya tidak akan mengirim pasukan tempur di darat atau ikut serangan-serangan udara di Suriah tanpa persetujuan lebih lanjut dari parlemen.
(M016)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014