Aktivitas kegempaan Gunung Slamet masih tinggi dan tremor masih terekam
Purwokerto (ANTARA News) - Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono mengatakan bahwa gempa tremor masih terekam di Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah.

"Aktivitas kegempaan Gunung Slamet masih tinggi dan tremor masih terekam. Oleh karena itu, status Gunung Slamet tetap siaga," katanya saat dihubung dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu.

Menurut dia, hal itu diketahui berdasarkan hasil pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Kabupaten Pemalang.

Dalam hal ini, kata dia, berdasarkan pengamatan pada Rabu pukul 06.00-12.00 WIB, secara visual Gunung Slamet teramati mengeluarkan asap putih tebal dengan ketinggian sekitar 300 meter dari puncak.

Sementara dari sisi kegempaan, lanjut dia, terekam gempa tremor menerus dan satu kali gempa embusan.

"Oleh karena status masih siaga, masyarakat diimbau agar tidak beraktivitas dalam radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet. Di luar radius tersebut, masyarakat agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa," katanya.

Selain itu, dia mengimbau semua pihak hendaknya dapat menunjukkan bukti nyata bahwa hingga kini, daerah di luar radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet tetap aman untuk aktivitas pertanian, wisata, dan kegiatan sosial lainnya.

Objek wisata yang berada di luar radius 4 kilometer dari puncak Gunung Slamet sehingga aman dikunjungi wisatawan, antara lain Gua Lawa dan Owabong di Purbalingga, Baturraden di Banyumas, serta Guci di Tegal.

Sebelumnya, pria yang akrab disapa Mbah Rono itu mengatakan bahwa tremor dan gempa merupakan cara gunung api menghimpun energi.

"Mudah-mudahan aktivitasnya tetap sama, energinya hanya untuk embusan asap dan untuk lontaran material pijar saja," katanya.

Berdasarkan catatan Antara, gempa tremor di Gunung Slamet terus terekam dalam satu pekan terakhir meskipun secara visual gunung tertinggi di Jateng itu tampak tenang.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014