Saya mengkhawatirkan ada `by design` sehingga nilai-nilai Pancasila sekarang ini sudah banyak dilupakan oleh masyarakat khususnya generasi muda kita,"
Makassar (ANTARA News) - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengkhawatirkan adanya "by design" atau gerakan yang dengan sengaja ingin melunturkan nilai-nilai dari Pancasila.

"Saya mengkhawatirkan ada by design sehingga nilai-nilai Pancasila sekarang ini sudah banyak dilupakan oleh masyarakat khususnya generasi muda kita," jelas Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Dr Cholil Nafis, Lc, Ph.D di Makassar, Rabu.

Ia mengatakan, kompleksnya permasalahan yang dihadapi bangsa ini di zaman sekarang juga disebabkan karena sudah berkurangnya penghayatan generasi muda terhadap kesaktian Pancasila.

Semua permasalahan itu juga dikarenakan terjadinya suatu dekadensi moral di kalangan para remaja yang oleh dirinya dianggapnya sebagai suatu "by design" untuk melupakan nilai-nilai dari Pancasila.

"Itu kemungkinan besar merupakan imbas dari pemahaman bahwa Pancasila adalah produk rezim Soeharto. Padahal, kesaktian Pancasila lahir sejak Indonesia didirikan. Pemahaman-pemahaman seperti itu yang harus ditepis untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai Pancasila," terangnya.

Cholil menegaskan, pilar bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan persatuan, sementara Pancasila adalah dasar negara ini. Sedangkan saat membahas ideologi dan keagamaan, Islam sangat mendukung Pancasila.

"Makanya jangan sampai kita alergi dengan Pancasila karena negara ini dibangun para pendahulu kita dengan semangat yang gigih yang didasari dengan Pancasila," katanya.

Cholil menyatakan, kemerdekaan Indonesia diraih atas dasar kebersamaan, bukan dari agama tertentu atau golongan. Sehingga, kemerdekaan ini harus diterapkan bersama untuk membangun bangsa.

"Idelogi bangsa ini harus kembali di reformasi, masyarakat harus kembali diingatkan dan dikuatkan lagi soal ketahanan nasionalnya, agar mereka semua sadar," tambahnya.

Ia juga menegaskan, Pancasila adalah dasar negara, bukan sebagai pilar semata sehingga agama adalah spirit dalam menciptakan tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan negera.

"Banyak bangsa yang memisahkan agama dan negara namun semangatnya tidak," katanya.

(KR-MH/A034)

Pewarta: Muh Hasanuddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014