Jakarta (ANTARA News) - Kedutaan Besar Jepang masih menunggu pernyataan Presiden terpilih Joko Widodo terkait kebijakan ekonomi dan infrastruktur, kata pejabat "minister of embassy" Kedutaan Besar Jepang Yoshiko Kijima.

"Kami masih menunggu karena sampai sekarang tim dari presiden terpilih belum menghubungi terkait kebijakan kerja sama ekonomi dan infrastruktur dengan Jepang," ujar Kijima di Jakarta, Rabu.

Padahal, menurut dia, pihaknya ingin sekali mengadakan komunikasi dengan tim dari presiden terpilih yang akan dilantik pada 20 Oktober itu.

"Kami ingin segera berkomunikasi dengan Joko Widodo terkait dengan isu-isu ekonomi dan infrastruktur ini," tutur Kijima.

Indonesia, tutur dia, sudah sangat lama menjalin hubungan ekonomi dengan Jepang dan merupakan penerima bantuan dana terbesar dari Bantuan Pembangunan Pemerintah (Official Development Assistance/ODA) Jepang.

"Jepang sangat senang bisa membantu Indonesia. Kami tetap berkomitmen menjalin hubungan baik dengan Indonesia setelah kerja sama yang sudah terjalin sejak lama," kata Kijima.

Menurut portal resmi ODA Indonesia, http://www.id.emb-japan.go.jp/oda/id/index.htm, bantuan dari badan bantuan pembangunan Jepang ini sudah menjalin kerja sama dengan Indonesia sejak tahun 1954.

Jumlah total bantuan ODA untuk Indonesia sampai tahun 2006 mencapai 29,5 miliar dolar AS. Pada tahun 2012, dana pinjaman ODA mencapai 15,5 miliar Yen dan dana hibah 6,1 miliar Yen.

Di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) ODA telah memberikan dukungan dana untuk membangun 60 fasilitas umum.
(SDP-84/T007)

Pewarta: Michael Teguh Adiputra Siahaan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014