Jakarta (ANTARA News) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Chairul Tanjung mengatakan para pelaku pasar keuangan terlihat masih khawatir dengan tekanan eksternal maupun internal yang sedang mengganggu perekonomian nasional.

"Ini berakibat pada penurunan Indeks Harga Saham Gabungan dan pelemahan rupiah," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis.

Chairul mengatakan tekanan eksternal datang dari potensi normalisasi kebijakan moneter The Fed yang segera dilakukan, paling cepat pada awal tahun 2015, yang membuat nilai dolar menguat terhadap mata uang rupiah.

"Memang The Fed berupaya menaikkan suku bunga, ini yang menyebabkan dolarnya menguat," katanya.

Selain itu, tekanan lainnya yaitu dari internal, berasal dari situasi perpolitikan nasional dalam masa transisi yang dirasakan oleh para pelaku pasar keuangan kurang kondusif dan dapat menyebabkan ketidakpastian dalam jangka pendek.

"Pasar melihat situasi yang kurang kondusif terkait kelangsungan situasi perekonomian kedepan, khususnya dengan masalah politik," ujar Chairul.

Ia mengatakan kondisi perpolitikan terlihat kurang kondusi, karena investor melihat pemerintahan baru bisa tidak efektif dalam menjalankan tugasnya, mengingat partai pemenang pemilu tidak dominan menguasai mayoritas parlemen.

"Masalahnya DPR dikuasai bukan kelompok yang sama dengan pemerintah, tentu nanti dikuatirkan oleh pelaku pasar, pemerintahan kurang efektif dalam melaksanakan tugasnya," jelas Chairul.

Tekanan eksternal maupun internal dalam beberapa hari terakhir telah membuat rupiah berada pada kisaran Rp12.000 per dolar AS, dan IHSG berada pada angka 5.000, meskipun kondisi fundamental ekonomi relatif stabil.

(S034/N002)

Pewarta: Satyagraha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014