Incheon (ANTARA News) - Keputusan atas kasus doping atlet Malaysia mengangkat posisi Indonesia di daftar perolehan medali, dan tim Merah-Putih kembali menempel Malaysia di Asian Games 2014 Incheon, Korsel, Kamis.

Keputusan OCA yang menolak banding Malaysia dan akhirnya melucuti medali emas atlet Wushu Malaysia untuk diberikan kepada atlet wushu Indonesia, membuat Indonesia mendapat tambahan satu medali emas dan langsung menempel posisi Malaysia di urutan ke-16 daftar perolehan medali dengan sama-sama mengemas empat emas namun Indonesia kalah di jumlah perak dan perunggu.

Hingga dua hari menjelang penutupan Asian Games 2014, Indonesia mengumpulkan empat medali emas, lima perak dan 11 perunggu, sedangkan Malaysia di posisi ke-15 dengan jumlah emas dan perunggu yang sama dengan Indonesia namun lebih unggul sembilan medali perak.

Pada kompetisi, Kamis, Indonesia menambah satu medali perak dari cabang karate dan satu perunggu dari sepaktakraw.

Karateka Indonesia Fidelys Lolobua menambah raihan medali perak bagi Indonesia setelah dia kalah pada final nomor kata perorangan putra.

Pada partai final kata perorangan putra itu Findelys kalah dari atlet Malaysia Lim Chee Wei dengan skor 2-3.

Namun sukses di nomor kata itu tidak diikuti di nonmor kata putri dan Kumite.

Atlet putri Indonesia Sisilia Agustuani Ora gagal meraih medali ketika kalah di perebutan perunggu melawan atlet Macau di Kata perorangan putri.

Sisilia kalah dengan skor 1-4 melawan Cheung Pui Si.

Karateka Indonesia Jintar Simanjuntak akhirnya tidak mampu menumbangkan atlet tuan rumah Korea Selatan dengan kekalahan tipis 1-2 di cabang karate nomor Kumite -67kg putra.

Jintar harus mengakui keperkasaan lawannya pada babak repechage. Atlet Indonesia itu terlempar ke babak repechage karena dalam pertandingan perempat final dia kalah dari atlet Jepang Hiroto Shinohara juga dengan skor tipis 0-1.

"Memang untuk Kumite, Indonesia berat mengatasi karateka yang menjadi lawan yang rata-rata sudah berkelas dunia," kata pelatih cabang karate Delphinus.

Di cabang sepaktakraw, regu putri Indonesia meraih medali perunggu setelah tidak mampu menahan regu Thailand 0-2 dalam partai semifinal.

Regu putri Indonesia yang diperkuat Lena, Leni, Florensia Cristy, Dini Mita Sari, Rike Media Sari, kalah melalui set langsung 19-21, 11-21, dan memastikan mendapat perak bersama regu putri Tiongkok yang kalah dari tuan rumah Korsel pada partai semifinal lainnya.

Sementara di cabang soft tenis yang diharapkan mampu menambah medali, dua pasangan ganda putra Indonesia Prima Simpatiaji/Edi Kusdaryanto dan Hendri Susilo/Ferdy Fauzi Narun harus gigit jari setelah keduanya gagal menyumbangkan medali tambahan bagi cabang soft tenis.

Dua pasangan itu tidak mampu lolos ke semifinal, Prima/Edi dikandaskan pasangan tuan rumah Korsel Park Kyucheol/Lee Sanggwon dengan skor 0-5 (1-4, 3-5, 1-4, 2-4, 1-4), sedangkan Hendri/Ferdy ditundukkan Li Huang Lai/Meng Hsun Ho 2-5 (2-4, 4-1, 4-1, 4-6, 1-4, 3-5, 2-4).

Begitu juga cabang boling belum beruntung ketika Atlet putra Indonesia Ryan Lalisang dan Billy Muhammad Islam terpuruk di kompetisi cabang boling nomor master putra.

Pada nomor bergengsi itu Ryan Lalisang hanya berada di urutan kedelapan dengan total nilai 3350, sedangkan Billy lebih merosot di urutan ke-11 dan belum mampu menyaingi lawan-lawannya.

Nomor master putra itu dimenangi atlet tuan rumah Korsel Park Jongwoo yang merebut medali emas dengan total 3491, diikuti atlet Hong Kong Wu Siu Hong yang meraih perak dengan 3465. Sedangkan atlet Uni Emirat Arab Shaker Al-Hassan mendapat perunggu dengan total 3410.

Sementara di master putri, atlet Indonesia Sharon Adelina Santoso juga gagal meraih medali setelah berada di urutan keempat dengan total 3321, sedangkan atlet Indonesia lainnya Putty Armein juga tidak bisa menyodok dengan hanya berada di urutan ke-12 dengan total 3181.

Sedangkan juara di master putri dipegang atlet tuan rumah Korsel Lee Nayoung yang meraih emas dengan total nilai 3474, diikuti atlet rekan senegaranya Son Yunhee yang mendapat perak dengan 3449. Medali perunggu direbut atlet Taiwan Wang Ya Ting dengan 3378.

Pewarta: Aris Budiman
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014