Jakarta (ANTARA News) - Aksi operator telekomunikasi melepas kepemilikan menara (tower) kepada perusahaan penyedia menara dinilai bisa menghadirkan efisiensi dan menekan beban operasional guna menghadapi kompetisi yang ketat.

"Langkah operator ramai-ramai melepas menara bisa menciptakan efisiensi. Biaya pembangunan, pengoperasian hingga pemeliharaan menara cukup besar, sehingga akan lebih menguntungkan jika dijual," kata analis Woori Korindo Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis.

Menurut Reza, dengan melepas menara operator telekomunikasi bisa lebih fokus dalam menyelenggarakan layanan yang lebih kompetitif.

Tak hanya menghadirkan efisiensi, pelepasan menara juga dinilai bisa membantu kinerja keuangan operator terutama dana segar yang dihasilkan bisa untuk mengurangi utang atau menopang ekspansi.

"Menara itu mengikuti bisnisnya operator. Jadi baik penyedia menara maupun operator sama-sama diuntungkan dari aksi pelepasan menara tersebut," ujar Reza.

Sebelumnya, PT XL Axiata Tbk (EXCL) melepas 3.500 menara kepada PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) dengan nilai Rp5,6 triliun.

XL dan Solusi Tunas Pratama juga menandatangani Perjanjian Induk Sewa Menara, di mana XL telah setuju untuk menyewa kembali menara yang telah dijual kepada Solusi Tunas Pratama untuk jangka waktu 10 tahun.

Aksi lepas menara oleh XL ini mengikuti jejak operator lainnya seperti Indosat, Bakrie Telecom, Tri Indonesia, dan lainnya. Saat ini hanya Telkom yang belum melepas bisnis menara yang dikelola Telkomsel atau anak usahanya Mitratel.

Dalam catatan para analis sekuritas, rasio tenansi Mitratel hanya sekitar 1,2x karena andalan penyewa Telkom Grup, terutama Telkomsel.

Sementara pesaing seperti Protelindo (1,8x), Tower Bersama (1,7x), Solusi Tunas Pratama (1,8x). Rasio tenansi dari Mitratel juga kalah dari Inti Bangun Sejahtera (1,4x) yang dominan di sewa oleh Smartfren.

Jalan keluar bagi Telkom untuk monetisasi Mitratel jika masih ingin bermain di bisnis menara adalah menggandeng pemain besar di sektor ini agar valuasinya terangkat.
(R017/C004)

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014