Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan kestabilan ekonomi makro harus terjaga dalam menghadapi tekanan eksternal maupun internal yang menyebabkan pelemahan rupiah dan gejolak di pasar saham.

"Kita fokusnya tetap menjaga kestabilan makro, itu yang paling penting," katanya saat ditemui di Jakarta, Jumat.

Bambang mengatakan, upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kestabilan ekonomi tersebut, adalah dengan mengelola defisit neraca transaksi berjalan dan melakukan reformasi dalam berbagai bidang ekonomi.

Ia mengakui telah terjadi pelemahan rupiah terhadap dolar AS dan gejolak di pasar saham, karena investor sedang melihat perkembangan perpolitikan nasional, yang dalam masa transisi ini, telah menimbulkan ketidakpastian.

"Ini cuma masalah sentimen, jadi orang melihat apakah ada keyakinan pemerintah berikutnya bisa melakukan reformasi kebijakan, kalau kemudian hubungan dengan DPR tidak mulus, kan susah," ujarnya.

Selain itu, lanjut Bambang, kondisi eksternal masih terpengaruh dengan potensi normalisasi kebijakan moneter The Fed, sehingga terjadi gejolak di pasar keuangan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Sentimen eksternal, karena globalnya juga negatif. Kita lihat nanti, karena sentimen global harus positif, kalau kita mau rebound," katanya.

Berbagai tekanan eksternal maupun internal dalam beberapa hari terakhir telah membuat rupiah berada pada kisaran Rp12.000 per dolar AS, dan IHSG berada pada angka 5.000, meski pun kondisi fundamental ekonomi relatif stabil.

Pewarta: Satyagraha
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014