Brussels (ANTARA News) - Uni Eropa pada Jumat mengutuk rencana Israel untuk membangun 2.610 rumah pemukim baru di Jerusalem timur yang dicaplok, menyebutnya "sangat merugikan" bagi upaya diplomatik perdamaian Israel-Palestina.

Brussels menyerukan Israel untuk "segera membalikkan" tindakan yang mengarah ke perluasan pemukiman di Yerusalem timur itu, yang Palestina harapkan sebagai ibu kota negara masa depan bersama Israel.

"Ini merupakan langkah lebih lanjut yang sangat merugikan yang merongrong prospek solusi dua-negara dan menimbulkan berbagai pertanyaan atas komitmen Israel untuk penyelesaian perdamaian yang dirundingkan dengan Palestina," kata layanan diplomatik Uni Eropa.

Unit-unit perumahan itu, yang telah dijadwalkan untuk dibangun sejak 2012 di lingkungan Givat Hamatos, disetujui akhir pekan lalu, menurut pengawas Peace Now.

Proyek itu juga telah menarik kritik tajam Amerika Serikat, dengan Presiden Barack Obama, Rabu menyatakan keprihatinan Washington yang mendalam kepada Perdana Menteri Israel Benjamin atas pembangunan yang diusulkan, dan juga dari Prancis.

Uni Eropa juga menuduh Israel memungkinkan perluasan pemukiman lebih lanjut di lingkungan Silwan, Yerusalem timur.

Blok 28-negara itu juga menyerukan Israel untuk mengakhiri dekade pembangunan pemukiman di Yerusalem timur dan Tepi Barat, tanah yang direbut Israel dalam Perang 1967 dengan orang-orang Arab dan di mana Palestina ingin membangun negara masa depan mereka.

Pembangunan pemukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki dan Jerusalem timur yang dianeksasi, dipandang ilegal berdasarkan hukum internasional, telah menyebabkan kerusakan beberapa putaran pembicaraan perdamaian yang didukung oleh Amerika Serikat, Eropa Union, Rusia dan PBB.

Blok itu mengatakan hubungan Uni Eropa-Israel di masa depan tergantung pada seberapa negara Yahudi itu mengejar perdamaian abadi berdasarkan solusi dua-negara, demikian AFP.
(H-AK)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014