Sebagai kelompok masyarakat Muslim, kita tidak boleh memiliki sifat ingin menang sendiri di hadapan kelompok lain
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Menteri Luar Negeri Alwi Shibab yang menjadi khatib dalam shalat Idul Adha 1435 Hijriah di Masjid Agung Sunda Kelapa mengajak umat Muslim untuk menghormati perbedaan di masyarakat.

"Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita temui alangkah jauh ajaran dengan yang kita saksikan dengan bertebarannya kelompol Muslim radikal ekstrimis yang mengatasnamakan Islam, namun justru mencederai ajaran yang luhur. Kelompok yang bertindak bagaikan Tuhan yang memastikan siapa penghuni sorga dan neraka, merampas prerogatif Tuhan untuk menentukan nasib hamba-Nya," ungkap Alwi.

"Sebagai kelompok masyarakat Muslim, kita tidak boleh memiliki sifat ingin menang sendiri di hadapan kelompok lain. Mencurigai kelompok lain dan memata-matainya untuk menjatuhkannya adalah perilaku yg dikecam agama," kata Alwi Shihab dalam khotbahnya di Masjid Sunda Kelapa Jakarta, Minggu.

Hadir dalam shalat tersebut Wakil Presiden terpilih Jusuf Kalla dan juga pendiri Bosowa Corporation Aksa Mahmud yang juga ketua Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa.

 Alwi di hadapan sekitar 10 ribu orang jamaah mengngatkan bahwa Islam mengajarkan bahwa seluruh kaum beriman semuanya bersaudara.

Padahal menurut Alwi kelompok yang bahkan merasa paling benar itu malah merusak citra Islam sebagai agama Rahmarat lil Alamin atau cinta kasih bagi segenap makhluk.

"Pada dasarnya Islam mengajarkan kita untuk saling hormat-menghormati, berinteraksi secara positif dan saling berlomba untuk mencapai kebaikan bagi manusia, dengan kata lain perbedaan adalah keniscayaan," tambah Alwi.

 Ia mengatakan, Allah dapat saja menjadikan manusia sebagai kelompok tunggal monolitik baik suku, agama, warna dan ras yang sama, tapi Allah menghendaki perbedaan dalam kehidupan manusia.

"Pada hari raya penyempurnaan agama ini, mari kita berintrospeksi, mari meneliti kembali bagaimana keberagaman kita, mari kita memperbaharui iman, dan memperbaiki sikap," tegas Alwi.

Shalad Idul Adha kali ini dipimpin oleh imam Sunda Kelapa Hamsan Wadi.

Menurut penanggung jawab perayaan Idul Adha di masjid Agung Sunda Kelapa Mulyadi, jumlah hewan kurban yang diterima pada tahun ini mencapai 87 ekor kambing dan 22 ekor sapi.

Jumlah itu menurun dibanding pada 2013 lalu yaitu mencapai 110 ekor kambing dan 24 ekor sapi.

  Di antara para pemberi kurban, ada sejumlah pejabat negara antara lain Presiden terpilih Joko Widodo.

"Pak Jokowi memberikan 2 ekor sapi biasa, tapi beliau kan juga berkurban di tempat lain," kata Mulyadi.

Selain Jokowi, Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang juga mantan presiden Megawati Soekarnoputri, Wakil Presiden Boediono, Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung, Pendiri Bosowa Corporation Aksa Mahmud yang juga ketua Dewan Pengurus masjid Sunda Kelapa dan anaknya.

Direktur Utama Bosowo Corporation Erwin Aksa berkurban masing-masing satu ekor sapi.

"Untuk Pak Chairul Tanjung, Pak Erwin Aksa, Pak Aksa Mahmud memberikan sapi jenis limosin yang memiliki berat di atas 1 ton," ungkap Mulyadi.

Sapi limosin adalah jenis sapi potong yang memiliki perawakan panjang, besar dan berwarna cokelat.

Kurban tersebut akan dibagikan kepada sekitar 2.500 orang.

"Di sini kami membagikan paket bukan dengan sistem kupon tapi diberikan sekitar 2.500 paket untuk mereka yang berhak yang sudah datang ke sini," ungkap Mulyadi.

Kaum dhuafa yang datang ke masjid Sunda Kelapa menurut Mulyadi dapat datang dari berbagai tempat di Jabodetabek.

Masjid yang terletak di Kelurahan Menteng Jakarta Pusat tersebut berdiri pada 1970 di area seluas 9.920 meter persegi.

Masjid Agung Sunda Kelapa tidak memiliki kubah, bedug, bintang-bulan, dan sederet simbol yang biasa terdapat dalam sebuah masjid, tetapi memiliki bentuk bangunan mirip perahu, sebagai simbol pelabuhan Sunda Kelapa tempat saudagar muslim berdagang dan menyebarkan syariah Islam.

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014