Semarang (ANTARA New) - Dinas Pertanian Kota Semarang menemukan puluhan sapi yang menjadi hewan kurban di berbagai tempat penyembelihan di wilayah itu, terkena penyakit cacing hati.

"Dari laporan sementara yang sudah masuk, sapi yang terkena cacing hati sekitar 23 ekor, sementara kambing ada dua ekor," kata Kepala Dinas Peternakan Kota Semarang Rusdiana di Semarang, Minggu.

Di sela memantau penyembelihan hewan kurban di Masjid Agung Semarang, ia mengatakan sudah ada sekitar separuh dari total 16 kecamatan yang petugasnya melaporkan temuan hewan bercacing hati.

Ia menyebutkan tentang temuan itu, antara lain di Kecamatan Mijen, Gunungpati, Genuk, dan Pedurungan yang petugasnya melaporkan temuan cacing hati, yakni sapi dan kambing, sedangkan untuk kerbau semuanya sehat.

Pada penyembelihan hewan kurban yang dilaksanakan pada Minggu, setidaknya 55 personel yang ditugaskan Distan Kota Semarang dan mereka disebar di 16 kecamatan.

"Tim pemantau kami akan tetap bekerja hingga tiga hari ke depan. Kan tiga hari setelah hari raya Idul Adha atau Hari Tasyrik masih diperbolehkan menyembelih hewan kurban," katanya.

Meski ada hewan kurban terkena cacing hati, ia mengatakan daging dan organ lain dari hewan kurban yang disembelih masih aman dikonsumsi sehingga masyarakat tidak perlu terlalu khawatir.

"Kalau organ hati yang terkena cacing hati hanya satu persen, hatinya tetap bisa dimakan setelah cacingnya dibuang. Tetapi, kalau terlalu banyak bagian organ yang kena ya harus dibuang," katanya.

Selain temuan cacing hati, ia mengatakan tim pemantau tempat penyembelihan hewan kurban juga menemukan hewan yang terkena pneumonia yang dicirikan dengan organ paru-paru yang berlubang.

"Penanganannya sama seperti cacing hati. Bedanya kalau cacing hati yang kena organ hati, kalau pneumonia organ paru-parunya. Organ paru-parunya dibuang, sementara lainnya aman dikonsumsi," katanya.

Ia menyebutkan ada dua kambing yang ditemukan terkena pneumonia di Masjid Agung Semarang, tetapi tim dari Distan Kota Semarang sudah memastikan organ paru-paru dua hewan itu dibuang.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014