Ngabang, Kalbar (ANTARA News) - Sebanyak 22 rumah penduduk di Ngabang, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat rusak berat setelah diterjang angin puting beliung, bertepatan malam Idul Adha 1435 Hijriah atau Sabtu (4/10) malam.

"Kami sudah cek di lokasi kejadian. Rumah dan kebun karet milik masyarakat rusak. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini. Tapi banyak kerusakan karena ada rumah penduduk roboh dan atap beterbangan," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Landak Marcel Benny dihubungi Antara dari Ngabang, Senin.

Adapun lokasi korban angin puting beliung meliputi Desa Rasan Kecamatan Ngabang sebanyak 18 rumah yang terbuat dinding kayu dan atap seng serta daun rusak. Selanjutnya di Desa Tonang Kecamatan Sengah Temila terdapat dua rumah dan Desa Lingkonong Kecamatan Sompak ada tiga rumah.

"Menurut keterangan warga, kejadian Sabtu (4/10) malam pukul 18.13 WIB. Selain angin kencang dari tiga penjuru barat, timur dan selatan berputar juga disertai hujan dengan butiran air besar seperti batu es," kata Benny.

Tim BPBD Landak menurut dia, langsung turun ke lokasi guna mengecek. Seperti di desa Rasan, bukan hanya rumah yang rusak, tetapi kebun karet dan tanaman lain juga bertumbangan.

"Kami sudah laporkan data lapangan dengan Bupati Landak. Selanjutnya kepada BNBP. Kita juga membuat siaga tanggap puting beliung, mengingat cuaca saat ini ekstrem dan juga kabut tebal kiriman dari luar Kabupaten Landak," ungkap Benny.

Benny mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada jika cuaca ekstrem terutama saat hujan disertai angin kencang. Karena di Kabupaten Landak kerap terjadi angin puting beliung.

"BPBD Landak masih melakukan pendataan untuk dilaporkan ke BPBD Provinsi Kalbar," katanya lagi.

BPBD Landak membuat laporan kepada Bupati Landak dari hasil pengecekan lapangan. Kemudian dilaporkan ke Pusdalops BNPB baik kejadian besar maupun kecil, katanya menjelaskan.

"Kemudian mengingat iklim yang selalu berubah seperti ada kabut, ada hujan dan angin maka kami buat SK tanggap darurat angin puting beliung yang ditandatangani bupati," kata Benny.

Puting beliung adalah angin yang berputar dengan kecepatan lebih dari 63 km/jam yang bergerak secara garis lurus dengan lama kejadian maksimum lima menit.

Angin puting beliung sering terjadi pada siang hari atau sore hari pada musim pancaroba. Angin ini dapat menghancurkan apa saja yang diterjangnya, karena dengan pusarannya benda yang dilewati terangkat dan terlempar. (Kun*N005)

Pewarta: Kundori dan Nurul Hayat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014