Saya khawatir setelah dimanfaatkan masyarakat dengan bermacam aktifitas yang tidak terkontrol, nanti di kawasan tersebut akan ada pendirian bangunan permanen secara ilegal, bahkan bisa berkembang sampai menjadi pemukiman baru yang liar."
Jakarta (ANTARA News) - Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Unit Pelaksana Teknis (UPT) Banjir Kanal Timur mengimbau masyarakat yang melakukan aktifitas di sepanjang pinggiran saluran air tersebut jangan sampai mengganggu fungsi utamanya sebagai pencegah banjir Jakarta.

"Sekarang ini banyak masyarakat yang melakukan berbagai aktifitas di sepanjang bantaran saluran Banjir Kanal Timur sehingga dikhawatirkan mengganggu fungsi utamanya," kata Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian UPT BKT Mustajab di Jakarta, Senin.

Dia juga mengatakan selama ini memang banyak masyarakat yang melakukan aktifitas di sepanjang bantaran Kanal Timur seperti berwisata, menjadikannya sebagai lahan untuk bercocok tanam sampai kegiatan jual-beli dengan menggunakan bangunan semi permanen.

"Kegiatan tersebut sesungguhnya bisa mengganggu fungsi dari Banjir Kanal Timur itu sendiri jika dilakukan dengan tidak terkontrol terutama kegiatan berjualan yang dilakukan di bawah tenda sepanjang bantaran BKT," katanya

Mustajab sangat menentang kegiatan perdagangan yang dilakukan oleh masyarakat dengan pendirian bangunan semi permanen di sepanjang aliran Kanal Timur meskipun hal tersebut hanya dilakukan di waktu-waktu tertentu.

"Meskipun kegiatan berjualan hanya dilakukan di waktu tertentu seperti sore hari atau ketika libur, namun hal itu mengganggu keindahan kawasan BKT dan menghambat arus air karena sampah dari warung yang dibuang secara sembarangan terutama yang terbuat dari plastik pasti menghalangi jalannya air," ujarnya.

Namun Mustajab masih bisa mentolerir masyarakat yang bercocok tanam di bantaran Kanal Timur. Dia mengatakan, sebenarnya kegiatan tersebut tidak dilarang asalkan masyarakat menanam tanaman dengan jenis yang tidak mengganggu aliran air di saluran yang berfungsi sebagai salah satu pencegah banjir di Jakarta itu.

"Asalkan masyarakat tidak menanam jenis tanaman merambat tidak menjadi masalah karena tanaman merambat itu kan sifatnya seperti eceng gondok yang menghambat arus air terutama jika ditanam di bantaran sungai," katanya.

Dirinya mengkhawatirkan jika kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat di bantaran Banjir Kanal Timur terus-menerus dilakukan dan terjadi secara tidak terkontrol akan mengakibatkan nasib dari kawasan tersebut nantinya seperti bantaran sungai lainnya di Jakarta.

"Saya khawatir setelah dimanfaatkan masyarakat dengan bermacam aktifitas yang tidak terkontrol, nanti di kawasan tersebut akan ada pendirian bangunan permanen secara ilegal, bahkan bisa berkembang sampai menjadi pemukiman baru yang liar," ujarnya. (*)

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014