Saya katakan kepada Barat, bahwa menjatuhkan bom dari udara tidak akan menyelesaikan masalah
Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat mendesak Turki untuk bergabung dalam memerangi kelompok fanatik Daulah Islam (IS), di tengah keputusasaan dan perang kedua pemerintah yang diperberat oleh sikap Ankara dalam membantu masyarakat Kurdi, yang terkepung.

Jenderal purnawirawan AS, John Allen, dan utusan AS di Irak, Brett McGurk, pada Kamis akan memulai perundingan dua hari di Ankara untuk mengemas kesepakatan dari Turki mengenai peran yang akan dimainkan dalam koalisi pimpinan AS guna memerangi garis keras IS.

Daulah Islam telah menguasai sebagian besar wilayah di negara-negara tetangga Turki di selatan yaitu Irak dan Suriah.

"Ada kemarahan dan keputusasaan di antara warga Amerika, dan kini dalam waktu bersamaan, mereka menyadari bahwa Turki berada dalam posisi yang sulit," ujar Bayram Balci, seorang pakar pemikir di Carnegie di Washington.

"Mereka tahu bahwa Turki mempunyai alasan tepat untuk tidak ikut campur," tambahnya.

Suku Kurdi di Suriah sedang melakukan perlawanan dengan kelompok IS, yang mengepungnya di kota Kobane.

Kaum Kurdi berjuang bersama Unit Pertahanan Rakyat (YPG), yang berafiliasi dengan PKK, kelompok fanatik yang menentang penguasa Turki selama tiga dasawarsa terakhir dan telah menyebabkan kerugian 40.000 jiwa.

Sejak perang saudara Suriah terjadi sekitar tiga tahun lalu, untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad, Turki terperangkap di persimpangan.

Negeri itu menampung sekitar 1,5 juta pengungsi Suriah dan juga mengusir pejuang-pejuang asing yang mencoba menyeberang ke Suriah.

AS cemas bahwa meskipun mendapat lampu hijau dari parlemen pekan lalu, Turki belum memberikan komitmen untuk mengirimkan pasukan terlatihnya untuk bertempur.

Pakar militer mengatakan, serangan udara AS dapat membantu rakyat di Kobane, tetapi tidak akan mampu menghentikan iring-iringan IS, sesuatu yang dibutuhkan untuk menghalau di daratan.

Presiden Turki Recep Tayyib Erdogan pekan ini juga menyerukan operasi darat untuk menyelamatkan Kobane dengan mengatakan "Saya katakan kepada Barat, bahwa menjatuhkan bom dari udara tidak akan menyelesaikan masalah,"

Ia berhenti menawarkan pasukannya untuk menyelamatkan kota tersebut.

Presiden AS Barack Obama mengesampingkan pengiriman pasukan AS, sehingga bagi Turki, pernyataannya aalah "mengapa kami?" kata Marina ottoway, seorang akademikus di Wilson Center.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2014