DPR akan mempunyai kekuatan yang lebih efektif mengontrol jalannya pemerintahan. Di sisi lain, pemerintah akan berlomba-lomba mencari simpati rakyat.
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Jimly Asshiddiqie menilai terbelahnya kekuatan politik nasional saat ini itu bagus bagi kehidupan ketatanegaraan.

"Dengan terbelah duanya kekuatan politik, antara parlemen dengan eksekutif itu akan bagus dalam jangka panjang," kata guru besar hukum tata negara itu, di Jakarta, Kamis.

Jimly mengatakan terbelahnya kekuatan politik itu justru akan mendorong fungsi parlemen dan pemerintahan semakin efektif.

Menurut Jimly, kedua pihak (parlemen dan pemerintah) akan berlomba-lomba bekerja secara maksimal demi kepentingan rakyat dan dengan sendirinya akan mencari simpati rakyat.

"DPR akan mempunyai kekuatan yang lebih efektif mengontrol jalannya pemerintahan. Di sisi lain, pemerintah akan berlomba-lomba mencari simpati rakyat," jelas dia.

Pada bagian lain, Jimly mengatakan publik telah mengetahui keberadaan DPD juga penting untuk menyeimbangkan dua kekuatan politik yang terbelah itu. Hal itu tercermin dalam proses pemilihan Pimpinan MPR pada beberapa waktu lalu.

Saat ini, ada dua koalisi tercipta dalam perpolitikan nasional, antara lain partai-partai Koalisi Merah Putih yang menyatakan sebagai oposisi pemerintah dan partai-partai Koalisi Indonesia Hebat selaku pihak propemerintahan Jokowi-JK.

Dalam kesempatan itu, Jimly Asshiddiqie juga menegaskan bahwa tidak ada lembaga yang ingin menghambat proses pelantikan dan pengambilan sumpah jabatan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober mendatang.

"Kalau lembaga negara, saya kira tidak mungkin ingin menghambat proses pelantikan presiden-wapres karena menjalankan agenda resmi ketatanegaraan, tapi kalau ada pernyataan itu bisa saja. Yang jelas, kami sudah melakukan konsultasi dengan MPR RI karena ingin memastikan pelantikan presiden dan wakil presiden," katanya. 

(R028)

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014