Ankara (ANTARA News) - Turki hari ini menyatakan tidak berharap sendirian memimpin operasi darat melawan para militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah Suriah di tengah meningkatnya tekanan Bara terhadap Ankara untuk mengintervensi secara militer.

"Adalah tidak realistis mengharapkan Turki sendirian memimpin operasi darat," kata Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu dalam konferensi pers bersama dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

Ada tekanan yang terus meningkat terhadap Turki yang menjadi anggota kunci NATO agar menggunakan kekuatan militernya melawan militan ISIS di Suriah, namun Ankara sejauh ini tidak melakukan apa pun kendati mendapat otorisasi parlemen pekan lalu.

Pemerintah Turki mengatakan hanya siap melancarkan aksi militer jika ada upaya internasional bersama untuk menumbangkan Presiden Bashar al-Assad selain memerangi ISIS yang berusaha menguasai kota Kobane di perbatasan Turki.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyatakan sebuah zona aman untuk pengungsi yang disangga  sebuah zona larangan terbang, mesti dibuat di dalam wilayah Suriah jika Ankara mempertimbangkan aksi militer di sana.

Namun masalah pembentukan zona penyangga di Suriah tidak dibicarakan oleh negara-negara anggota NATO untuk sementara ini, kata Stoltenberg.

"Kami membicarakan masalah ini sekarang selama pertemuan kami di sini. Soal itu belum ada di meja perundingan NATO apa pun dan bukanlah masalah yang telah dibincangkan di NATO," sambung dia.

Stoltenberg tampak prihatin dengan kian menekan Turki di depan publik dengan mengatakan bahwa militan ISIS menjadi ancaman terbesar rakyat Irak, rakyat Suriah dan kawasan Timur Tengah secara umum.

"Adalah penting untuk berdiri dalam solidaritas," sambung dia, seraya mengatakan NATO menyambut otorisasi parlemen Turki bagi aksi militer melawan ISIS.

"NATO selalu siaga menyokong semua sekutunya yang tengah menghadapi ancaman," tegas dia.

Cavusoglu mengatakan perdamaian sejati tidak pernah bisa dipulihkan di Suriah tanpa perginya Assad dan rezimnya.

Dia mengatakan serangan udara pimpinan AS terhadap kelompok militan sekarang ini tidak akan cukup menciptakan perdamaian di Suriah dan operasi darat yang berkoordinasi dengan pemberontak anti ISIS mesti menjadi pertimbangan.

"Serangan udara bisa membalikkan keseimbangan kekuasaan dan menghentikan ISIS, tetapi tidak akan cukup membersihkan kawasan dari ISIS," kata Cavusoglu.

"Oleh karena itu semua opsi lain, termasuk operasi darat, mesti dipertimbangkan dan Tentara Suriah Merdeka harus didukung," kata dia merujuk pasukan pemberontak anti-Assad seperti dikutip AFP.






Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014