Di dunia, kanker ini merpakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker payudara,"
Surabaya (ANTARA News) - Konsultan Bidang Onkologi Ginekologi Universitas Airlangga dr Brahmana, Sp.OG. Onk (K) menyatakan, 75 persen kanker serviks atau kanker mulut rahim disebabkan "Human Papiloma Virus" atau HPV tipe "high risk", terutama tipe 16 dan 18.

"Di dunia, kanker ini merpakan kanker kedua terbanyak sesudah kanker payudara," katanya saat seminar media di Surabaya dengan tajuk "Waspadai Human Papiloma Virus (HPV), Jangan Tunda Lakukan Vaksinasi", Kamis.

Ia mengemukakan, kanker serviks terjadi pada semua usia dalam kehidupan sorang wanita. Setengah dari semua wanita yang didiagnosis menderita kanker serviks berusia 35-55 tahun.

"Kemungkinan besar mereka telah terkena HPV pada waktu remaja yaitu sekitar usia 20 tahun atau saat mulai terpapar dengan aktivitas seksual," katanya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai bahaya virus ini karena di dunia setiap dua menit seorang perempuan meninggal karena penyakit ini. Dan di Indonesia sendiri, kejadian dan tingkat kematian kanker serviks merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara dan hampir 70 persen dtemukan dalam kondisi stadium lanjut.

"Dimana pada stadium lanjut tingkat keberhasilan terapi semakin kecil dan biaya yang dibutuhkan amatlah mahal," katanya.

Ia menuturkan, sesuai dengan data WHO GLOBOCAN tahun 2012, di Indonesia terdapat 20.928 perempuan didiagnosis kanker serviks dan 9.498 di antaranya meninggal karena kasus ini sehingga diperkirakan setiap 1 jam perempuan Indonesia meninggal karena penyakit ini.

"Penularan HPV bukan hanya melalui hubungan seksual, tetapi juga melalui segala aktivitas yang memungkinkan adanya kontak dengan kelamin dengan orang yang terinfeksi," katanya.

Ia mengatakan, semua orang yang memiliki aktivitas seksual yang melibatkan kontak kelamin bisa terinveksi HPV. Pada intinya penularan virus penyebab kanker serviks dapat melalui hubungan seksual.

"Berganti-ganti pasangan dapat meningkatkan risiko tertular virus HPV. Oleh karena itu, kesadaran akan penyakit ini perlu ditingkatkan, namun perempuan yang terinfeksi dengan HPV tipe high risk mempunyai risiko lebih besar terkena serviks," katanya.
(KR-IDS/M009)

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014