Jakarta (ANTARA News) - Komite Nobel Norwegia memutuskan memberikan hadiah Nobel Perdamaian 2014 kepada aktivis India, Kailash Satyarthi, dan remaja Pakistan, Malala Yousafzay, untuk perjuangan mereka melawan tekanan kepada anak-anak dan orang muda.

Menurut Komite Nobel, Kailash Satyarthi dengan berani menjaga tradisi Gandhi, memimpin beragam bentuk protes dan demonstrasi secara damai untuk mengubur eksploitasi pada anak-anak demi keuntungan finansial.

"Dia juga berkontribusi pada pengembangan konvensi internasional tentang hak-hak anak," kata Komite Nobel Norwegia seperti dilansir laman resmi Nobel.

Sementara Malala Yousafzay (17), pada usia muda sudah berjuang selama beberapa tahun menuntut pemenuhan hak anak-anak perempuan untuk mendapat pendidikan dan telah menunjukkan dengan contoh bahwa anak-anak dan orang muda juga bisa berkontribusi untuk memperbaiki kondisi mereka.

Dia melakukannya dalam kondisi yang sangat berbahaya. Lewat perjuangan heroiknya, dia telah menjadi juru bicara untuk hak pendidikan bagi anak perempuan, kata Komite Nobel tentang Malala, penerima Nobel termuda.

Komite Nobel memandang pemberian penghargaan itu sebagai poin penting bagi umat Hindu dan Muslim, orang India dan Pakistan, untuk bergabung dengan perjuangan untuk akses pendidikan dan melawan ekstrimisme.

Menurut Komite Nobel, sekitar 168 juta anak bekerja di seluruh dunia sekarang. Tahun 2000 angkanya 78 juta lebih tinggi. Dunia sudah makin dekat dengan tujuan untuk menghapuskan pekerja anak.

Perjuangan melawan tekanan serta mewujudkan pemenuhan hak anak dan remaja memberikan sumbangan pada usaha untuk merealisasikan "persaudaraan antar bangsa" yang disebut Alfred Nobel dalam wasiatnya tentang salah satu kriteria penerima Hadiah Nobel Perdamaian.

Hadiah sekitar 1,1 juta dolar AS untuk penerima Nobel Perdamaian akan diserahkan di Oslo, Norwegia, pada 10 Desember, pada peringatan hari kematian industrialis Swedia, Alfred Nobel.

Penerjemah: Maryati
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014